Pertama, strategi menekankan kepada pertumbuhan yang berkelanjutan.
Lalu, kedua, menitik beratkan pada penekanan perkembangan supply chain.
Kemudian, strategi ketiga adalah melakukan penekanan pada pemanfaatan aset dan modal secara efisien.
“Dalam hal pemanfaatan aset dan modal secara efisien dilakukan Perseroan dengan mengalokasikan aset agar dapat digunakan secara efektif dan efisien,” dilansir manajemen PURI.
Baca juga: PURI Raup Omzet Rp332 Miliar dari The Monde City
Perseroan melakukan pemanfaatan aset secara efisien, berupa, pemeliharaan aset secara berkala untuk mencegah terjadinya penurunan nilai. Memanfaatkan aset yang tidak dipakai secara efisien sebagai properti investasi yang dapat memberikan kontribusi sebagai recurring income.
Untuk efisiensi modal, dari sisi pendanaan, Perseroan terus memperhatikan keseimbangan pendanaan internal dan eksternal yang optimal, sehingga Perseroan mampu menangkap peluang baru di dalam kerangka manajemen risiko.
“Perseroan lebih memprioritaskan kebutuhan dana untuk modal kerja dipenuhi dengan cash operasional Perseroan berupa pembayaran uang muka pembeli dan serta mendapatkan pendanaan dari Lembaga keuangan, namun dana dari lembaga keuangan atau bank bersifat cadangan atau emergency fund untuk efisiensi Cost of Loan,” kata manajemen PURI.
Per akhir Juni 2025, pemegang saham PURI mencakup PT Bumi Kreasi Baru 76,80 persen, Eko Saputro Wijaya 0,80 persen, David Tantri 0,80 persen, Helli Saputra 0,80 persen, dan Wagiman 0,80 persen.
Baca juga: PURI Raup Omzet Rp332 Miliar dari The Monde City
Selain itu, masyarakat yang mencakup Ong Yick Sing 5,15 persen dan mereka yang di bawah 5 persen sebanyak 14,85 persen.
(*)