Penjualan Apartemen dan Rumah PP Properti Menanjak

Bisnis rumah tapak PT PP Properti Tbk mencakup Permata Puri Cibubur (Depok), Payon Amartha (Surabaya), dan Beranda Bali (Semarang)/foto: permatapuricibubur.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Pada 2024, penjualan apartemen dan rumah PT PP Properti Tbk (PPRO) meningkat bila sandingkan dengan setahun sebelumnya.

Mengutip laporan keuangan PT PP Properti Tbk, Sabtu, 7 Maret 2025, emiten berkode saham PPRO ini mencatat peningkatan penjualan apartemen dari Rp210,44 miliar menjadi Rp245,72 miliar alias naik sekitar 17 persen.

Bacaan Lainnya

Lalu, untuk penjualan rumah, PPRO membukukan Rp34,40 miliar melesat sekitar 293 persen bila dibandingkan dengan tahun 2023 yang masih di level Rp8,76 miliar.

Penjualan apartemen dan rumah menyumbang sekitar 61 persen terhadap total penjualan PPRO pada 2024.

Baca juga: Pendapatan Hotel ADCP Tumbuh 12 Persen

Kontribusi itu cukup signifikan. Maklum, pada 2023, sumbangan kedua ini penjualan real estat tersebut masih di level 28 persen.

Mengutip materi paparan publik perseroan tahun 2024, bisnis apartemen PPRO antara lain adalah Grand Kamala Lagoon (Bekasi), Grand Sungkono Lagoon (Surabaya), dan Grand Dharmahusada Lagoon (Surabaya).

Untuk bisnis rumah tapak (landed house) mencakup Permata Puri Cibubur (Depok), Payon Amartha (Surabaya), dan Beranda Bali (Semarang).

Di luar apartemen dan rumah, PPRO memiliki beberapa sumber pemasukan lain, di antaranya dari bisnis hotel.

Lini bisnis ini mencatat penurunan pendapatan pada 2024, yakni dari Rp157,09 miliar menjadi Rp149,75 miliar atau turun sekitar 5 persen.

Baca juga: Jurus PP Properti Lego Produk Ready Stock

Sekalipun penjualan apartemen dan rumah mencatat peningkatan, pada 2024, secara keseluruhan penjualan anak usaha PT PP (Persero) Tbk ini turun, yakni dari Rp983,51 miliar menjadi Rp458,50 miliar. Alis anjlok sekitar 53 persen.

Hal itu terjadi mengingat pada 2023, perseroan masih membukukan penjualan tanah Rp563,57 miliar, sedangkan tahun 2024 tidak terdapat penjualan tanah.

Di sisi lain, PPRO mampu menekan kerugian, yakni dari Rp1,27 triliun pada 2023 menjadi Rp1,08 triliun tahun 2024.

Pos terkait