Jakarta, landbank.co.id– Pendapatan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat penurunan pendapatan sekitar 13 persen pada periode Januari-Juni 2025 dibandingkan dengan rentang waktu yang sama tahun 2024.
Merujuk laporan keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, emiten berkode saham PJAA ini mengantongi pendapatan Rp495,46 miliar pada akhir Juni 2025.
Sebaliknya, per akhir Juni 2024, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk masih membungkus pendapatan sekitar Rp567,95 miliar.
Pemasukan utama PJAA masih bertumpu kepada pendapatan tiket yang mencakup wahana wisata dan pintu gerbang.
Pada semester pertama 2025, segmen usaha ini menyetor Rp332,58 miliar.
Kontribusi pemasukan dari tiket terhadap total pendapatan usaha PJAA menyentuh sekitar 67 persen pada periode enam bulan pertama 2025.
Baca juga: Laba Bersih Pembangunan Jaya Ancol Melonjak
Otot pendapatan tiket datang dari wahana wisata yang pada akhir Juni 2025 mengoleksi pemasukan Rp207,75 miliar.
Pendapatan wahana wisata itu menyumbang sekitar 62 persen terhadap segmen pendapatan tiket PJAA sepanjang semester pertama 2025.
Terkait hal ini, mengutip Annual Report PJAA 2024, Perseroan telah meluncurkan wahana baru, seperti Alpaca Sahabat Baru di Samudra Ancol, Cluster Premium Paus Cottage Putri Duyung Ancol, serta pertunjukan robotic The Future Unleash di Ancol.
Pertunjukan ini menampilkan empat robot canggih, termasuk tiga robot anjing bernama Flippy yang diproduksi oleh Boston Dynamics, perusahaan robotika terkemuka asal Amerika Serikat, serta satu robot humanoid bernama Wonder yang dikembangkan oleh Unitree Robotics, perusahaan asal China.
Baca juga: Tiga Bulan 2025, PJAA Kantongi Rp210,79 Miliar
“Kehadiran teknologi robotika dari dua negara ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang unik dan edukatif bagi pengunjung, serta memperkuat posisi Perseroan sebagai penyedia hiburan berbasis inovasi di Indonesia,” dilansir Laporan tersebut.
Selain itu, upaya ini disertai dengan revitalisasi fasilitas secara berkelanjutan dan pengembangan konten acara yang sesuai dengan kebutuhan pasar untuk meningkatkan daya tarik destinasi.
Hotel dan Restoran
Di sisi lain, sepanjang enam bulan pertama 2025, penyumbang kedua terbesar bagi pemasukan PJAA adalah pendapatan usaha lainnya, yakni Rp131,48 miliar atau setara dengan sekitar 26 persen dari total pendapatan PJAA.
PJJA juga punya pendapatan lain yakni dari bisnis hotel dan restoran. Segmen ini pada Januari-Juni 2025 menyetor Rp32,11 miliar atau menyumbang sekitar 6 persen.
Di sisi lain, laba bersih PJAA per akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp21,69 miliar atau lebih rendah sekitar 63 persen dibandingkan dengan periode sama 2024 yang senilai Rp59,82 miliar.
Sementara itu, jumlah aset PJAA tercatat Rp3,60 triliun pada akhir Juni 2025, naik bila dibandingkan dengan akhir Desember 2024 yang senilai Rp3,59 triliun.
Liabilitas PJAA terlihat meningkat, yakni dari Rp1,85 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp1,88 triliun per akhir Juni 2025.
Baca juga: Rekomendasi Lima Tempat Wisata Jakarta yang Wajib Dikunjungi
Ekuitas PJAA per akhir Juni 2025 sebesar Rp1,71 triliun, sedangkan pada akhir 2024 masih sekitar Rp1,73 triliun.
Segmen Usaha
Hingga akhir 2024, terdapat tiga bidang usaha yang digeluti PJAA, yakni mencakup segmen pariwisata, realestat, serta perdagangan dan jasa.
Segmen pariwisata dijalankan melalui Entitas Anak, PT Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) dan PT Seabreez Indonesia (SI), yang bertanggung jawab atas pengelolaan kawasan wisata dan penginapan.
TIJA, Entitas Anak Perseroan, bertanggung jawab atas pengelolaan Ancol Taman Impian. Pengunjung yang ingin memasuki kawasan wisata ini dikenakan tarif melalui pintu gerbang utama (PGU) Ancol Taman Impian.
Baca juga: PJAA Kantongi Pendapatan Rp1,26 Triliun Pada 2024
Sepanjang 2024, jumlah pengunjung PGU tercatat sebanyak 9,98 juta orang, menurun 10,42 persen dibandingkan dengan 11,14 juta orang pada tahun 2023.
Dufan Ancol, salah satu wahana permainan terbesar di Indonesia, dikelola oleh TIJA. Pengunjung dikenakan tarif masuk melalui Pintu Gerbang Dufan untuk memasuki kawasan tersebut.
Pada 2024, jumlah pengunjung tercatat sebanyak 2,21 juta orang, menurun 1,31 persen dibandingkan 2,24 juta orang tahun 2023.
Selain Dufan Ancol, destinasi wisata TIJA lainnya adalah Sea World Ancol, Samudra Ancol, Atlantis Ancol, dan Ecopark Ancol.
Masih di segmen pariwisata, PJAA melalui SBI mengelola Pulau Bidadari sebagai destinasi resor di Kepulauan Seribu.
Resor ini memiliki 43 cottage, terdiri atas 21 cottage standard, enam cottage dengan satu kamar tidur, enam cottage dengan dua kamar tidur, enam cottage dengan tiga kamar tidur, serta empat dormitory yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan wahana.
Baca juga: PJAA Realisasikan Dana Penawaran Umum Rp503,06 miliar
Hingga akhir Juni 2025, pemegang saham PJAA terdiri atas Pemerintah DKI Jakarta sebanyak 72 persen, PT Pembangunan Jaya 18,01 persen, dan masyarakat 9,99 persen.
(*)