Jakarta, landbank.co.id – Dua rumah susun (rusun) di kawasan Jakarta yakni Tanah Abang dan Kebon Jeruk akan di revitalisasi.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko, mengatakan kedua rusun itu nantinya akan menjadi bangunan bertingkat tinggi atau high rise.
Sebelumnya, ujar Tiko, rusun Tanah Abang dan Kebon Kacang yang memiliki empat lantai akan di revitalisasi menjadi lebih tinggi.
Ia menilai jika kedua rusun dinilai sudah cukup tua dan memiliki bangunan yang rendah atau hanya sekitar 4-5 lantai.
“Perumnas yang revitalisasi beberapa, yang masih 4 lantai, 5 lantai, kita bikin high rise, ini tadi Tanah Abang, Kebon Kacang,” ujar Tiko seperti dikutip dari Antara Rabu, 20 November 2024.
Selain itu, ujar dia, revitalisasi rusun ini bertujuan untuk memaksimalkan koefisien lantai bangunan (KLB) dari perumahan yang sudah ada, sehingga mampu menyediakan lebih banyak hunian yang layak bagi masyarakat.
Dengan begitu, tambah dia, akan melakukan sosialisasi terhadap penghuni rusun Tanah Abang dan Kebon Kacang untuk pindah sementara waktu, selama proses revitalisasi berlangsung.
“Kita tawarkan supaya nanti masyarakatnya pindah dulu, kita bangun nanti yang sama, dengan misalnya 20 lantai. Nanti baru kita balik kan lagi, dan kita perluas nanti,” katanya.
Sebelumnya, Tiko menyebut Kementerian BUMN dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) berencana membangun hunian berkonsep transit oriented development (TOD) di atas lahan milik PT KAI di Manggarai, Gubeng Surabaya dan Kiara Condong, Bandung.
Tiko menyampaikan, pembangunan TOD yang menggunakan lahan milik KAI telah berhasil dilakukan di Stasiun Pondok Cina, Margonda, Depok dan Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Oleh karena itu, Kementerian BUMN dan PKP akan melanjutkan untuk wilayah lainnya.
“Tadi ada beberapa tanah yang kita akan coba rencanakan di Manggarai, kemudian di Surabaya, Gubeng dan ada di Kiara Condong di Bandung. Jadi itu konsepnya TOD, di mana nanti seperti di Margonda itu,” ujar Tiko.
TOD di wilayah Manggarai, kata Tiko akan menjadi yang terbesar karena memiliki luas seluas 60 hektar, sedangkan hunian di Gubeng akan dibangun di atas lahan seluas 12 hektar.
Namun demikian, untuk pembangunan di kawasan Stasiun Manggarai membutuhkan waktu lebih lama lantaran butuh sosialisasi dengan masyarakat setempat yang sudah menghuni tempat tersebut.
(*)