Menutup tahun 2024, terdapat tambahan 259 hektare lahan baru dalam pasar industri Jabodetabek, yang sebagian besar berasal dari wilayah timur Jabodetabek.
Penjualan selama kuartal berjalan mencapai 90,1 hektare, menjadikan jumlah permintaan kumulatif sejumlah 12.553 hektare, dengan pertumbuhan kuartalan sebesar 0,72 persen.
“Permintaan didominasi oleh data center dan produsen baterai, yang menyumbang 76 persen dari total permintaan, diikuti oleh sektor lain seperti tekstil, farmasi, dan food & beverages,” dikutip dari riset Leads Property.
Selain itu, investor asing mendominasi penyerapan lahan, berkontribusi sebesar 93 persen dari total permintaan kuartalan.
Baca juga: Ini Kawasan Industri yang Potensial untuk Relokasi Pabrik China
“Secara keseluruhan, pasar industri mencatat total penjualan lahan sebesar 251 hektare selama tahun 2024,” dilansir riset itu.
Secara khusus, pasar industri telah menunjukkan stabilitas jangka menengah dalam hal tingkat penjualan. Selama lima tahun terakhir, angka tersebut tetap berada dalam kisaran 90-91 persen.
Sementara itu, harga rata-rata lahan industri pada kuartal IV/2024 berada di angka Rp2,94 juta per meter persegi, yang tetap stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.
Baca juga: Ini yang Bikin Marketing Sales Jababeka Berkilau
“Namun, diperkirakan terjadi penyesuaian harga pada 2025, seiring dengan potensi permintaan yang tinggi karena pengembang terus menerima potensi transaksi dari investor,” dilansir Leads Property.
Selain itu, biaya akuisisi lahan dan pengembangan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung tenant dengan kualifikasi tinggi, seperti berbasis IT dan data center, juga akan berdampak pada nilai lahan.
(*)