Pasar Kantor CBD Jakarta Tetap Stabil di Kuartal II 2025, Okupansi Meningkat Tanpa Tambahan Baru

Pasar perkantoran di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta terus menunjukkan tren stabil sepanjang kuartal kedua tahun 2025./Foto: landbank.co.id.

Jakarta, landbank.co.id – Pasar perkantoran di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta terus menunjukkan tren stabil sepanjang kuartal kedua tahun 2025.

Berdasarkan laporan MarketBeat Cushman & Wakefield, tidak adanya suplai gedung baru justru memberikan ruang bagi pasar untuk memperkuat keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan ruang.

Bacaan Lainnya

Hingga akhir Juni 2025, total stok perkantoran di kawasan CBD Jakarta tercatat tetap di angka 7,4 juta meter persegi. Laporan tersebut juga mengonfirmasi bahwa tidak ada proyek gedung perkantoran baru yang akan masuk pasar hingga tutup tahun.

“Tidak ada proyek baru yang diperkirakan akan masuk ke pasar hingga akhir tahun 2025, sehingga total pasokan akan tetap pada angka saat ini,” tulis MarketBeat Cushman & Wakefield dalam keterangan resminya dikutip Kamis, 31 Juli 2025.

MarketBeat Cushman & Wakefield menilai, kondisi ini dapat memperbesar peluang untuk peningkatan tingkat hunian secara organik.

Di sisi lain, MarketBeat Cushman & Wakefield melaporkan bahwa pergerakan transaksi sewa terpantau cenderung lambat.

Ia mengungkapkan, meski pergerakan transaksi sewa terpantau masih cenderung lambat, sejumlah relokasi besar di tiga gedung Grade A di kawasan Sudirman berhasil mendorong penyerapan ruang baru hingga 15.000 meter persegi.

Secara keseluruhan, penyerapan bersih (net absorption) pada kuartal II/2025 mencapai 24.000 m², dan secara akumulatif sepanjang semester pertama tahun ini mencapai 55.400 m².

Menariknya, 97% dari penyerapan tersebut terjadi di gedung Grade A, mencerminkan tingginya preferensi penyewa terhadap ruang kantor berkualitas tinggi dan strategis.

Sementara itu, tingkat okupansi di kawasan CBD juga terus membaik, naik 0,4% dibanding kuartal sebelumnya, dan mencapai 76,0% per akhir Juni 2025.

Dari sisi harga, sewa dasar rata-rata dalam Rupiah tercatat stabil di kisaran Rp 171.800 per meter persegi per bulan, hanya mengalami kenaikan tipis 0,1% secara kuartalan (QoQ).

Namun, bila dikonversikan ke dalam Dolar AS, harga sewa menunjukkan kenaikan 2,7% QoQ. Hal ini terutama didorong oleh penguatan Rupiah terhadap Dolar AS sebesar 2,8%, memberikan dampak langsung pada nilai tukar sewa dalam mata uang asing.

Sementara itu, biaya service charge tetap tidak mengalami perubahan, bertahan di level Rp 94.700 per meter persegi per bulan, menandakan kestabilan biaya operasional dan tidak adanya tekanan tambahan bagi penyewa gedung.

Pos terkait