Jakarta, landbank.co.id– PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) memroyeksikan okupansi tiga hotel miliknya di Bali menyentuh berkisar 80-90 persen.
Ketiga hotel milik PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk itu adalah Grand Hyatt Bali, Hyatt Regency Bali dan Andaz Bali.
“Untuk keseluruhan sisa tahun 2025, rata-rata tingkat okupansi ketiga hotel tersebut diproyeksikan berada pada kisaran 80-90 persen,” jelas Asan Effendy, corporate secretary PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin, 25 Agustus 2025.
Dia menambahkan, untuk operasional hotel di Bali, emiten berkode saham JSPT ini menggandeng Hyatt.
“Bentuk kerja sama yang dijalankan adalah melalui perjanjian manajemen, di mana operasional hotel dikelola oleh Hyatt sesuai dengan standar mereka,” jelas dia.
Menurut Asan, keuntungan yang diperoleh Perseroan dari brand value Hyatt/Andaz antara lain adalah brand recognition & trust, yakni kepercayaan dan reputasi global yang sudah terbangun, terutama kepada para investor.
Baca juga: Jakarta Setiabudi Internasional Gandakan Penjualan Real Estat
Lalu, keuntungan lainnya adalah operational support & standardization, yakni dukungan manajemen dan standar operasional kelas dunia.
Selain itu, marketing & branding global atauakses ke jaringan pemasaran dan distribusi global.
“Saat ini, Perseroan masih memiliki perjanjian kerja sama dengan Hyatt untuk durasi yang cukup lama, sehingga belum ada rencana untuk mengakhiri kerja sama dengan Hyatt pada kemudian hari,” jelas Asan.
Untuk bisnis hotel, mengutip data Perseroan, JSPT memiliki 11 unit properti yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Baca juga: Real Estat Jakarta Setiabudi Internasional Berkibar
Ke-11 hotel yang dimiliki Jakarta Setiabudi Internasional itu memiliki kapasitas 2.676 kamar.
Mengutip data Perseroan, hotel milik JSPT itu mencakup Hyatt Regency Bali (363 kamar), Grand Hyatt Bali (636 kamar), Andaz Bali (149 kamar), dan Mercure Resort Sanur (189 kamar).