Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Menguat, Didukung Harapan Kesepakatan Dagang AS-China

Ilustrasi uang rupiah Indonesia./Foto: Istockphoto.

Jakarta, landbank.co.id – Nilai tukar rupiah diperkirakan akan mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), didorong oleh sentimen positif dari prospek kesepakatan dagang antara China dan AS yang kembali mencuat ke permukaan.

Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa rupiah berpotensi menguat seiring dengan komentar terbaru dari mantan Presiden AS, Donald Trump, yang mengindikasikan kemungkinan pembahasan ulang tarif perdagangan dengan China.

Bacaan Lainnya

“Rupiah diperkirakan akan kembali menguat terhadap dolar AS oleh harapan kesepakatan tarif antara China dan AS, setelah Trump menyinggung soal ini pada Minggu (4/5),” ujarnya dikutip dari ANTARA Senin, 5 Mei 2025.

China secara terbuka menyatakan kesiapannya untuk kembali ke meja perundingan dengan AS. Trump pun menyebut bahwa China menginginkan kesepakatan yang adil, membuka peluang bagi terciptanya hubungan dagang yang lebih stabil di masa depan.

Sentimen ini menjadi penopang utama penguatan rupiah, meskipun terdapat tekanan dari kebijakan perdagangan terbaru AS, yakni pencabutan fasilitas bebas bea (de minimis) untuk barang impor bernilai kecil dari China dan Hong Kong.

Langkah pemerintah AS mencabut pembebasan bea masuk untuk impor di bawah USD 800 diperkirakan tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar, menurut Lukman.

“Dampaknya tidak besar karena nilainya hanya sekitar 5 miliar dolar AS pada tahun lalu,” jelasnya.

Keputusan tersebut diambil berdasarkan perintah eksekutif Donald Trump untuk menghentikan masuknya obat-obatan terlarang seperti fentanyl, serta menutup celah perdagangan yang dinilai merugikan bisnis kecil di AS.

Namun di sisi lain, sentimen domestik juga menjadi perhatian pelaku pasar. Data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal I-2025 diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -0,89 persen, yang berpotensi membatasi ruang penguatan nilai tukar rupiah.

“Hal ini akan membatasi penguatan lebih lanjut terhadap dolar AS,” ujar Lukman.

Berdasarkan proyeksi dan dinamika pasar saat ini, kurs rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp16.400 hingga Rp16.500 per dolar AS.

Pada pembukaan perdagangan Senin pagi di Jakarta, rupiah tercatat menguat tipis sebesar 7 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp16.431 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.438.

(*)

Pos terkait