Jakarta, landbank.co.id– Peringkat nilai ESG (lingkungan, sosial, tata Kelola/environmental, social, governance/ESG) para pengembang properti di tengah ratusan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Mei 2025 terlihat cukup dinamis bila dibandingkan April 2025.
Saat ini, terdapat lima pengembang properti dalam daftar nilai ESG yang mencakup 85 emiten di Bursa Efek Indonesia.
Kelima pengembang properti yang masuk dalam daftar nilai ESG versi Bursa Efek Indonesia itu adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Selain itu, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).
Pada Mei 2025, peringkat nilai ESG tiga pengembang properti mengalami pergeseran bila dibandingkan dengan April 2025.
PT Summarecon Agung Tbk yang semula menempati peringkat 40, pada Mei 2025 turun ke posisi 41 dengan nilai 27,81.
Baca juga: Begini Peringkat Nilai ESG Emiten Properti 2025
Nilai ESG pengembang proyek kota mandiri Summarecon Crown Gading, Bekasi ini angkanya tidak berubah antara April 2025 dengan Mei 2025.
Pergeseran peringkat juga dialami oleh PT Ciputra Development Tbk, yakni dari posisi 28 ke urutan 29 dengan nilai tetap sama, yakni 24,16.
Hal serupa terjadi pada PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. Pada April 2025, posisi PANI ada di urutan ke-68, kini, pada Mei 2025 menempati peringkat 73.
Nilai ESG PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk pada April dan Mei 2025 tidak berubah, yakni sebesar 41,07.
Dua pengembang lainnya, yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk dan PT Pakuwon Jati Tbk juga mengalami pergeseran peringkat.
PT Bumi Serpong Damai Tbk, pemilik kota mandiri BSD City, Tangerang, Banten semulai di urutan ke-21, kini di posisi ke-22, sedangkan nilainya tidak berubah, yakni 22,16.
Baca juga: Ini Nilai ESG Emiten Properti Terbaru 2024
PT Pakuwon Jati Tbk, sang pemilik Mall Ambassador, Jakarta posisinya berubah dari 22 ke level 23, sedangkan nilai tetap, yaitu 22,54.
Sementara itu, dari 85 emiten yang masuk daftar nilai ESG di BEI, posisi pertama ditempati oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dengan nilai ESG 7,11.
Hal serupa dicatatkan oleh anak usaha Pertamina itu pada April 2025, dengan jumlah nilai yang sama.
Urutan ke-85 ditempati oleh PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dengan nilai ESG 54,02.
Nilai PT Adaro Minerals Indonesia Tbk berubah bila dibandingkan dengan April 2025 yang masih di angka 53,1.
Masih mengutip laman BEI, dalam penilaian skor ESG, emiten dikelompokkan pada salah satu dari lima kategori yang mencakup negligible, yakni dianggap memiliki risiko ESG yang dapat diabaikan dengan rentang skor 0-10.
Lalu, low, dianggap memiliki risiko ESG yang rendah (skor 10-20).
Kemudian, medium, dianggap memiliki risiko ESG yang sedang (skor 20-30). Lalu, high, yaitu dianggap memiliki risiko ESG yang tinggi (30-40).
Baca juga: Rekam Jejak ESG SCG di Indonesia
Selain itu, severe, yakni dianggap memiliki risiko ESG yang berat (skor di atas 40).
Program BSDE
Sementara itu, manajemen BSDE mengaku bahwa pihaknya menyadari arti penting mengurangi dampak lingkungan dan mengatasi perubahan iklim.
Sejak tahun 2017, BSDE telah mengintegrasikan visi keberlanjutan sebagai komponen utama dari strategi bisnis. Visi ini, yang menjadi dasar operasi BSDE, disusun berdasarkan empat pilar utama dan area fokus yang sesuai.
Terkait lingkungan diterjemahkan dalam pilar kedua, yakni “Perubahan Iklim dan Lingkungan”.
BSDE terus berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan di area tempat Perseroan beroperasi, memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim, dan berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
“Sejalan dengan komitmen kami terhadap keberlanjutan lingkungan, BSDE telah bermitra dengan Perusahaan pengelolaan limbah yang terkemuka untuk menerapkan inisiatif pengelolaan limbah yang bertanggung jawab,” dilansir Laporan Keberlanjutan BSDE Tahun 2024.
Tahun 2024, BSDE telah menerapkan inisiatif pengelolaan limbah yang bertanggung jawab di semua properti residensial besutan BSD City.
Semua limbah dikirim ke fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R) sementara.
Hal itu dilakukan mengingat TPS3R BSDE di Jatiwaringin, Bekasi ketika itu masih dalam tahap konstruksi dan dijadwalkan mulai beroperasi pada Januari 2025.
Selain itu, pada akhir tahun 2024, BSDE melampaui target awal untuk memasukkan 20 persen material ramah lingkungan dalam proyek perumahan baru, mencapai rata-rata 35,73 persen material ramah lingkungan dalam pengembangan BSDE.
Baca juga: Terjadi Pergeseran Peringkat Nilai ESG Emiten Properti, April 2025
Pada 2024, BSDE melanjutkan komitmen terhadap keberlanjutan dengan membeli REC dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Inisiatif ini mendukung komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi dengan mengadopsi sumber energi terbarukan untuk konsumsi listrik hijau.
“Pada akhir 2024, kami telah mencapai pengurangan 15.281,55 ton CO2 e dari pembelian REC,” urai manajemen BSDE.
Selain itu, BSDE terus mendorong penggunaan dan pemanfaatan daur ulang inovatif kompos organik dan limbah plastik melalui program hijau kami, Eco-Enzyme dan Plastic to Food.
(*)