Hal serupa dicatatkan oleh anak usaha Pertamina itu pada April 2025, dengan jumlah nilai yang sama.
Urutan ke-85 ditempati oleh PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dengan nilai ESG 54,02.
Nilai PT Adaro Minerals Indonesia Tbk berubah bila dibandingkan dengan April 2025 yang masih di angka 53,1.
Masih mengutip laman BEI, dalam penilaian skor ESG, emiten dikelompokkan pada salah satu dari lima kategori yang mencakup negligible, yakni dianggap memiliki risiko ESG yang dapat diabaikan dengan rentang skor 0-10.
Lalu, low, dianggap memiliki risiko ESG yang rendah (skor 10-20).
Kemudian, medium, dianggap memiliki risiko ESG yang sedang (skor 20-30). Lalu, high, yaitu dianggap memiliki risiko ESG yang tinggi (30-40).
Baca juga: Rekam Jejak ESG SCG di Indonesia
Selain itu, severe, yakni dianggap memiliki risiko ESG yang berat (skor di atas 40).
Program BSDE
Sementara itu, manajemen BSDE mengaku bahwa pihaknya menyadari arti penting mengurangi dampak lingkungan dan mengatasi perubahan iklim.
Sejak tahun 2017, BSDE telah mengintegrasikan visi keberlanjutan sebagai komponen utama dari strategi bisnis. Visi ini, yang menjadi dasar operasi BSDE, disusun berdasarkan empat pilar utama dan area fokus yang sesuai.
Terkait lingkungan diterjemahkan dalam pilar kedua, yakni “Perubahan Iklim dan Lingkungan”.
BSDE terus berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan di area tempat Perseroan beroperasi, memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim, dan berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
“Sejalan dengan komitmen kami terhadap keberlanjutan lingkungan, BSDE telah bermitra dengan Perusahaan pengelolaan limbah yang terkemuka untuk menerapkan inisiatif pengelolaan limbah yang bertanggung jawab,” dilansir Laporan Keberlanjutan BSDE Tahun 2024.
Tahun 2024, BSDE telah menerapkan inisiatif pengelolaan limbah yang bertanggung jawab di semua properti residensial besutan BSD City.
Semua limbah dikirim ke fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R) sementara.
Hal itu dilakukan mengingat TPS3R BSDE di Jatiwaringin, Bekasi ketika itu masih dalam tahap konstruksi dan dijadwalkan mulai beroperasi pada Januari 2025.
Selain itu, pada akhir tahun 2024, BSDE melampaui target awal untuk memasukkan 20 persen material ramah lingkungan dalam proyek perumahan baru, mencapai rata-rata 35,73 persen material ramah lingkungan dalam pengembangan BSDE.
Baca juga: Terjadi Pergeseran Peringkat Nilai ESG Emiten Properti, April 2025
Pada 2024, BSDE melanjutkan komitmen terhadap keberlanjutan dengan membeli REC dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Inisiatif ini mendukung komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi dengan mengadopsi sumber energi terbarukan untuk konsumsi listrik hijau.
“Pada akhir 2024, kami telah mencapai pengurangan 15.281,55 ton CO2 e dari pembelian REC,” urai manajemen BSDE.
Selain itu, BSDE terus mendorong penggunaan dan pemanfaatan daur ulang inovatif kompos organik dan limbah plastik melalui program hijau kami, Eco-Enzyme dan Plastic to Food.
(*)