Site icon Landbank.co.id

Nilai ESG Emiten Properti Berubah, Juli 2025

Nilai  ESG emiten properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami fluktuasi pada Juli 2025 dibandingkan dengan sebulan sebelumnya/foto: capture ctra

Jakarta, landbank.co.id– Nilai  lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, governance) atau nilai ESG emiten properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami fluktuasi pada Juli 2025 dibandingkan dengan sebulan sebelumnya.

Mengutip laman Bursa Efek Indonesia, selain dari sisi nilai ESG, peringkat emiten properti itu juga turut berubah.

Perubahan peringkat dan nilai ESG itu dialami oleh lima dari enam emiten properti yang masuk radar Bursa Efek Indonesia.

Salah satu emiten properti yang mengalami perubahan peringkat adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), yakni dari semula di posisi 21 pada Juni 2025, naik ke peringkat ke-20 pada Juli 2025.

Lalu, salah satu yang nilai dan peringkatnya berubah adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), yakni dari posisi 42 ke peringkat 45. (daftar lengkap lihat halaman 2)

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menjadi satu-satunya emiten properti yang dari sisi nilai ESG maupun peringkat, tidak mengalami perubahan.

Baca juga: Nilai ESG Pengembang di Tengah Emiten Bursa Efek Indonesia

Masih mengutip laman BEI, dalam penilaian skor ESG, emiten dikelompokkan pada salah satu dari lima kategori yang mencakup negligible, yakni dianggap memiliki risiko ESG yang dapat diabaikan dengan rentang skor 0-10.

Lalu, low, dianggap memiliki risiko ESG yang rendah (skor 10-20).

Kemudian, medium, dianggap memiliki risiko ESG yang sedang (skor 20-30). Lalu, high, yaitu dianggap memiliki risiko ESG yang tinggi (30-40).

Selain itu, severe, yakni dianggap memiliki risiko ESG yang berat (skor di atas 40).

 

Nilai Keberlanjutan

Sementara itu, manajemen Ciputra mengaku bahwa pihaknya senantiasa bertekad menjadi agen perubahan dalam pembangunan yang bertanggung jawab, dengan berperan aktif mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya tentang Kota dan Pemukiman Berkelanjutan, Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta Penanganan Perubahan Iklim.

Baca juga: Nilai ESG Emiten Properti Juni 2025, Jumlah Bertambah

Ciputra mewujudkan komitmen tersebut dengan memastikan bahwa setiap proyek properti yang dikembangkan menjadi bagian dalam menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Setiap langkah strategis diambil dengan kesadaran penuh akan dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat luas, guna memberikan kontribusi positif yang nyata serta mendalam bagi generasi mendatang.

“Budaya keberlanjutan merupakan fondasi utama yang menopang setiap inisiatif Ciputra dalam merealisasikan komitmen serta nilai-nilai keberlanjutan yang dianut,” ujar Candra Ciputra, direktur utama PT Ciputra Development Tbk dilansir Laporan Keberlanjutan Perseroan Tahun 2024.

Hal ini, jelas dia, mengingat keberhasilan dalam mencapai tujuan berkelanjutan tidak hanya ditentukan oleh strategi atau kebijakan, melainkan juga oleh nilai, sikap, serta komitmen individu di dalam organisasi.

Ciputra memegang teguh tiga nilai utama sebagai landasan budaya keberlanjutan, yaitu Integritas, Profesionalisme, dan Entrepreneurship.

Dalam penerapannya, nilai-nilai ini diselaraskan secara harmonis dengan pilar-pilar keberlanjutan Ciputra melalui internalisasi yang berkesinambungan.

Di bagian lain, pada 2024, manjemen Summarecon melakukan improvement terkait keberlanjutan melalui peningkatan penerapan standar lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG), sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam pengelolaan kawasan kota terpadu yang semakin ramah lingkungan. Salah satunya adalah implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melalui penggunaan solar panel di pusat perbelanjaan Summarecon sebagai upaya mengurangi konsumsi energi dari sumber tak terbarukan dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Hal ini juga selaras dengan perhatian dari investor global, penyaluran kredit berkelanjutan dan risiko perubahan iklim yang semakin nyata.

Nilai ESG emiten properti Juli 2025/foto: landbank.co.id

“Di sisi lain, penerapan standar ESG memerlukan biaya investasi yang tinggi, yaitu penggunaan material dan teknologi ramah lingkungan yang cukup mahal,” papar Adrianto P Adhi, direktur utama PT Summarecon Agung Tbk dilansir Laporan Keberlanjutan Perseroan Tahun 2024.

Dengan demikian, jelasnya, pemerintah diharapkan dapat menerapkan kebijakan khusus bagi perusahaan yang telah mengimplementasikan standar ESG, guna mendorong percepatan transformasi berkelanjutan dengan cakupan yang lebih luas.

Baca juga: Sekilas Berkenalan dengan Nilai ESG di Bursa Efek Indonesia

Kendati belum menetapkan target spesifik, Summarecon tetap mengevaluasi kinerja berkelanjutan berdasarkan perkembangan progresif dari tahun ke tahun. Perusahaan berkomitmen untuk lebih adaptif, inovatif, dan proaktif dalam menghadapi transisi menuju praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab terhadap ESG. Nilai inti Perusahaan yakni, CARING menjadi landasan utama dalam menjawab tuntutan penerapan standar ESG yang semakin tinggi, di mana aspek Agile dan Adaptif berperan penting dalam memastikan transformasi keberlanjutan berjalan secara efektif dan berkesinambungan.

 

(*)

Exit mobile version