Jakarta, landbank.co.id– Transaksi penjualan tanah PT MNC Land Tbk (KPIG) di Tanah Lot, Tabanan, Bali senilai Rp5,5 triliun kepada PT Bumi Indah Prima (BIP) ditargetkan rampung Januari 2025.
Mengutip siaran pers MNC Land, aset tanah milik emiten berkode saham KPIG itu rencananya digunakan untuk kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD) dalam Proyek Bali Urban Rail dan Associated Development (Bali Subway).
“Transaksi ini menunjukan komitmen MNC Land untuk mendukung percepatan pengembangan transportasi dan infrastruktur di Bali,” papar manajemen MNC Land dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, Minggu, 22 Desember 2024.
Didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Bali, proyek TOD ini akan dilaksanakan dalam empat tahap pembangunan yang akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan berbagai titik tujuan wisata utama di Bali.
TOD adalah konsep perencanaan kota yang mengintegrasikan modernisasi sistem transportasi, khususnya melalui pembangunan sistem transportasi bawah tanah.
Transaksi ini menandai langkah penting dalam pengembangan infrastruktur modern di Bali, di mana Proyek Bali Subway diharapkan menjadi solusi transportasi yang inovatif dan mendukung keberlanjutan ekonomi Bali sebagai destinasi wisata internasional.
“PT MNC Land Tbk menyambut baik transaksi strategis dengan PT Bumi Indah Prima dan yakin bahwa langkah ini merupakan keputusan tepat bagi KPIG dalam memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan Bali, terutama melalui Proyek Bali Subway,” ujar M Budi Rustanto, direktur utama KPIG.
Dia menambahkan, pihaknya optimistis bahwa kedepannya proyek ini menjadi katalisator utama alam mengurangi kemacetan lalu lintas, meningkatkan daya tarik pariwisata, dan secara signifikan mendorong perekonomian Bali.
“Pada akhirnya akan terefleksi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” tuturnya.
Sementara itu, Budi Arsil, direktur BIP menyatakan bahwa pihaknya merasa terhormat dapat bermitra dengan PT MNC Land Tbk dalam transaksi strategis kali ini.
“Kami percaya bahwa langkah ini tidak hanya memperkokoh kolaborasi antara kedua perusahaan tetapi juga mendukung visi pembangunan berkelanjutan di Bali,khususnya dalam pengembangan Proyek Bali Urban Rail dan Associated Development (Bali Subway),” katanya.
Dia menambahkan, melalui kerja sama ini, pihaknya optimistis dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan infrastruktur, kemudahan mobilitas, dan pertumbuhan sektor pariwisata Bali.
“Semoga proyek ini menjadi awal dari inovasi transportasi modern yang mendukung perekonomian daerah dan meningkatkan daya tarik Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia,” tutur Budi Arsil.
Terpisah, mengutip laman badungkab.go.id, terdapat empat fase dalam Pembangunan subway Bali, yakni fase pertama akan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai – Central Parkir Kuta – Seminyak-Berawa – Cemagi, dengan total jarak 16 kilometer.
Selanjutnya, pada fase kedua meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai – Jimbaran – Universitas Udayana – Nusa Dua, dengan total jarak 13,5 Kilometer.
Lalu, fase ketiga Central Parkir Kuta – Sesetan – Renon – Sanur. Selain itu, fase keempat meliputi Renon – Sukawati – Ubud.
Proses peletakan batu pertama (ground breaking) subway Bali berlangsung Rabu, 4 September 2024.
“Total total nilai investasi proyek ini sebesar US$20 miliar,” tulis laman tersebut.
(*)