Jakarta, landbank.co.id– Pengamatan Colliers Indonesia memerlihatkan bahwa masih adanya minat perusahaan yang secara strategis menyewa ruang kantor dalam kondisi sudah terisi dengan furnitur baik seluruhnya ataupun sebagian. Tren ini terlihat mulai banyak terjadi setelah masa pandemi.
Hal tersebut, masih mengutip Colliers Indonesia, turut mencerminkan upaya perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya serta waktu konstruksi yang lebih singkat. Namun, hal tersebut tidaklah luput dari potensi adanya tantangan yang harus dihadapi penyewa.
Colliers Indonesia Head of Project Management, Hendry Sugianto mengatakan bahwa mengidentifikasi kebutuhan kantor sejak awal menjadi langkah penting dalam menilai apakah pemilihan ruang yang telah dilengkapi furnitur seluruhnya atau sebagian menjadi sukses.
“Dalam beberapa kasus, pemilik proyek biasanya akan mencari bantuan dari seorang ahli agar dapat membantu pengkoordinasian dengan berbagai departemen dalam mengidentifikasi dan mengintegrasikan kebutuhan penyiapan kantor bagi perusahaan mereka,” kata Hendry Sugianto dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, Jumat, 15 September 2023.
Untuk mengindentifikasi kebutuhan kantor, proses pelaksanaan yang dapat membantu perusahaan dalam menentukan kebutuhan mereka yang paling sesuai, bisa dilakukan dengan cara:
Uji Kelayakan Teknis (Technical Due Diligence)
Kajian ini mengevaluasi berbagai aspek pada gedung serta ketentuan di dalam area yang disewakan.
Program Ruang (Space Programming)
Proses ini melibatkan sebuah kajian yang bertujuan untuk memahami pemanfaatan kantor saat ini, mengidentifikasi kebutuhan kantor, serta mengembangkan kerangka pemrograman yang ditingkatkan untuk mengoptimalkan ruang kerja bagi para penyewa.
Test-fit Study
Kajian ini menghasilkan tata letak yang memperlihatkan apakah konfigurasi bangunan, posisi inti lift, pemandangan sekeliling, dan jarak antara inti dan fasad bangunan memungkinkan pengaturan ruang yang memadai dan praktis.
Dengan melakukan semua kajian tersebut, perusahaan dapat melihat hasil laporan komprehensif yang mencakup evaluasi properti saat ini, kebutuhan, pemrograman, dan tata letak yang sudah disesuaikan dengan properti bila telah memiliki furnitur.
Sedangkan bila kajian ini tidak dilakukan, dapat berpotensi adanya ketidaksesuaian antara apa yang dibutuhkan dengan area yang tersedia. Hal tersebut dapat mengakibatkan modifikasi yang harus dilakukan pada masa mendatang, serta terjadi salah penghitungan dari rencana awal yang dimana akan berimbas kepada adanya biaya tambahan renovasi.
(*)