Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa kebijakan ekonomi AS sejak Februari hingga April 2025 telah mengubah tatanan ekonomi global. Salah satu dampak dari kebijakan tarif timbal balik ini adalah munculnya kebijakan retaliasi atau pembalasan dari sejumlah negara terhadap Amerika Serikat.
“Timeline ini menggambarkan hanya dalam waktu satu bulan dunia yang tadinya di-govern dengan rule base sekarang tidak ada lagi kepastian,” ujar Sri Mulyani. Dengan kebijakan tarif yang terus berkembang, dunia menghadapi ketidakpastian ekonomi yang luar biasa.
Sri Mulyani juga mengingatkan agar Pemerintah Indonesia lebih waspada dan cermat dalam menghadapi situasi ini. Indonesia harus siap menghadapi risiko ketidakpastian yang datang dari kebijakan perdagangan internasional, serta mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mengelola ekonomi dengan lebih hati-hati dan tidak terkejut dengan perkembangan yang terjadi.
“Ini yang menjadi salah satu yang perlu kita perhatikan di dalam kita mengelola ekonomi, tidak kita terus-menerus terkaget-kaget. Namun, pada saat yang sama kita tetap waspada,” tambahnya.
(*)
