Ia juga mengklaim bahwa Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin tertarik pada sistem pertahanan udara terintegrasi yang juga menyematkan teknologi kecerdasan buatan sebagai unit pengolah informasi mutakhir.
Dimaknai sebagai “payung keamanan negara di udara”, Steel Dome menyediakan perlindungan bertahap dan terintegrasi terhadap ancaman pada ketinggian rendah, menengah, dan tinggi.
Salah satu subsistem pertahananan yang diintegrasikan dalam Steel Dome ini adalah senapan mesin antiserangan pesawat tempur Korkut, yang bertanggung jawab atas serangan udara jarak rendah.
Korkut dipergunakan Angkatan Bersenjata Turki untuk keperluan pertahanan bergerak, reaksi cepat, dan efektif menghadapi lawan.
Selain Korkut yang ditugasi menghancurkan serangan udara ketinggian rendah. –semisal UAV kamikaze yang memasuki fase pendekatan akhir ke sasaran— ada lagi Hisar A+ dan Hisar-0+ yang bekerja terhadap serangan pada ketinggian rendah dan menengah.
Sasaran yang dihancurkan subsistem pertahanan udara buatan ASELSAN dan Roketsan ini adalah pesawat udara, rudal jelajah, UAV, dan helikopter.
Pada sisi lain, TNI AU juga mengoperasikan sistem kesenjataan pertahanan titik serupa, yaitu Oerlikon, yang beroperasi dengan prinsip dan waktu respons yang serupa juga.
Masih ada Sage, sistem pertahanan udara Siper yang dikembangkan hasil kolaborasi ASELSAN, Roketsan, dan Institusi Penelitian Teknologi dan Ilmiah Turki (TUBITAK) yang efektif mengatasi serangan ketinggian tinggi dan jarak jauh untuk melindungi obyek penting, strategis, dan vital.
(*)