Jakarta, landbank.co.id– Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten ternyata punya tiga pulau cantik nan menggoda.
Ketiga pulau di Taman Nasional Ujung Kulon itu mencakup Pulau Handeuleum, Pulau Peucang, dan Pulau Panaitan.
Mari kita intip satu per satu ketiga pulau di Taman Nasional Ujung Kulon itu.
Oh ya, ketiga pulau tersebut juga disebut-sebut sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Situs menlhk.go.id menulis, Pulau Handeuleum terletak diantara beberapa pulau kecil yang berada di ujung timur laut pantai semenanjung Ujung Kulon.
Pulau Handeuleum merupakan pulau yang kaya akan keanekaragaman jenis mangrove. Di sini terdapat lokasi yang tenang dengan menawarkan perjalanan melalui sungai untuk menikmati aneka tipe hutan, jenis-jenis satwa liar serta daerah berawa-rawa.
Kegiatan wisata di pulau Handeuleum dapat dinikmati dengan wisata canoing menyusuri sungai Cigenter di tengah hutan mangrove dengan kicauan burung menambah keindahan dan kealamian, di hulu sungai terdapat pemandangan air terjun Cigenter.
Lalu, Pulau Peucang. Pulau ini terletak di selat Panaitan, Kabupaten Pandeglang, Banten atau sebelah barat Taman Nasional Ujung Kulon.
Nama Pulau Peucang diambil dari nama sejenis Siput yang sering ditemukan di pantai Pulau Peucang. Siput itu oleh penduduk sekitar Taman Nasional Ujung Kulon disebut “Mata Peucang” meskipun di Pulau Peucang, tapi tidak terdapat Kancil yang dalam Bahasa Sunda “Peucang”.
Pantai di Pulau Peucang memiliki karakteristik yang khas pasir putih dan hamparan yang luas. Obyek Wisata Alam yang dinikmati di pulau ini antara tracking ke Karang Copong, berenang, snorkeling, dan menyelam. Wildlife viewing dapat dinikmati dengan menyebrang ke Padang Pengembalan Cidaon yang memakan watu ± 15 menit dengan menggunakan boat kecil yang berkapasitas enam orang.
Di Cidaon kita dapat mengamati atraksi satwa seperti banteng, merak, rusa, dan babi hutan. Selain itu, juga dapat melihat situs sejarah peninggalan kolonial belanda berupa menara mercusuar dan bekas pembangunan dermaga di tanjung layar dan Cibom.
Lantas, seperti apa Pulau Panaitan?
Masih mengutip laman menlhk.go.id, pulau ini terbentuk oleh hutan yang masih asli dengan berbagai jenis satwa.
Kawasan pantai pulau ini berbatu dan berpasir putih yang lebar, yang melindungi terumbu karang yang indah diselimuti oleh hutan dan berbagai macam hewan liar seperti rusa, babi hutan, monyet, ular phyton dan burung-burung.
Beberapa jenis buaya air tawar dan kadal raksasa juga bisa ditemui disini. Salah satu bukit tinggi dikenal sebagai Gunung Raksa tempat ditemui patung-patung Hindu Purba di puncaknya.
Pulau Panaitan dan teluk yang besar di bagian selatan pulau menawarkan gelombang kelas dunia yang dapat digunakan untuk berselancar salah satunya “One Palm Point”, yang terkenal dengan gulungan ombak yang pecah sempurna di atas karang yang dangkal.
Teluk ini menawarkan tantangan berupa gelombang dari arah kiri dan dapat bermain selancar dengan sepuasnya. Ketika musim barat tiba dan saat cuaca sedang baik, teluk di sebelah barat pulau Panaitan ini merupakan pilihan terbaik untuk berselancar.
Selain berselancar, Pulau Panaitan juga mempunyai beberapa lokasi yang sangat baik bagi kegiatan menyelam terdapat di ujung pantai utara dan timur pulau yaitu di sekitar hamparan karang batu pitak dekat legon butun. Kegiatan menyelam di tempat ini tidak disarankan dan tidak direkomendasikan bagi para pemula.
Di ujung pulau jawa terdapat kawasan Wisata budaya di gunung Raksa dan wisata religius Sanghyang Sirah, sejarah Arca Ganesha yang terdapat di puncak Gunung Raksa patung ini merupakan daya tarik utama karena bentuknya yang berbeda dengan patung lainnya di Indonesia, selain itu ada wisata religius terdapat di daerah Shanghyang sirah yang ramai dikunjungi oleh pengunjung.
Nah, tertarik untuk berkunjung? Selamat berwisata.
(*)