Site icon Landbank.co.id

Mengintip Pasar Apartemen Surabaya

Mengutip data Colliers Indonesia, saat ini, para konsumen apartemen di Surabaya, Jawa Timur menyukai properti yang sudah selesai/foto: pakuwonjati.com

Jakarta, landbank.co.id– Pasar apartemen di Surabaya, Jawa Timur terus menggeliat pada 2024.

Mengutip data Colliers Indonesia, tahun lalu, empat proyek apartemen telah rampung pembangunannya di Surabaya.

Realisasi empat proyek tersebut bak oase di tengah pelambatan penyelesaian proyek apartemen di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur itu.

“Selama dua tahun terakhir, laju penyelesaian proyek relatif lambat karena adanya penundaan dan pembatalan,” dilansir riset Colliers Indonesia.

Baca juga: Knight Frank Indonesia: Ekspatriat Tenant Utama Apartemen Sewa

Dari segi permintaan, masih mengutip riset itu, penjualan apartemen di Surabaya masih didominasi oleh unit yang sudah ada.

Selama tiga tahun terakhir, telah terjadi pergeseran yang nyata dalam preferensi pembeli—dari yang awalnya lebih menyukai properti yang sedang dibangun menjadi semakin memilih properti yang sudah selesai.

Perubahan perilaku ini dapat dikaitkan dengan penerapan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sejak tahun 2021, yang secara khusus telah mendorong permintaan untuk unit siap huni karena sifatnya yang menguntungkan.

Baca juga: Bakal Ada Dua Mal Baru di Jakarta Tahun Ini

“Kami menyarankan agar pengembang meningkatkan upaya pemasaran dan pencitraan merek mereka dengan menerapkan kampanye yang menekankan keunggulan unik dari pengembangan mereka, seperti lokasi, fasilitas, atau pertumbuhan nilai pada masa mendatang,” demikian riset Colliers Indonesia.

Riset itu juga menegaskan bahwa hal itu akan membantu meningkatkan eksposur dan menarik lebih banyak calon pembeli.

Di bagian lain, bermitra dengan banyak bank dapat membantu membangun kepercayaan pembeli terhadap proyek dan mempermudah proses pembelian.

Saat ini, pasar apartemen di Surabaya didominasi oleh penjualan proyek-proyek yang sudah ada, didorong oleh persepsi bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membeli.

Baca juga: Mau Bisnis Apartemen di Surabaya? Baca Riset Konsultan yang Tercatat di Nasdaq Ini

“Kami memerkirakan permintaan akan tumbuh hingga berkisar 86-87 persen pada 2026,” bunyi riset itu.

Penyelesaian Proyek

Dalam catatan Colliers Indonesia, empat proyek apartemen mulai melakukan serah terima unit pada semester kedua 2024, terutama terkonsentrasi pada kuartal terakhir (Oktober–Desember).

“Hal ini sejalan dengan proyeksi kami dari semester sebelumnya. Sebagian besar unit yang diserah terimakan selama periode ini berlokasi di Surabaya Selatan (46 persen), diikuti oleh Surabaya Barat (31 persen), dan Surabaya Timur (23 persen),” dilansir riset Colliers Indonesia.

Secara kolektif, proyek-proyek ini menambah 3.015 unit ke total pasokan di Surabaya, yang menunjukkan peningkatan 5,5 persen year on year (YoY) sehingga total pasokan menjadi 57.502 unit.

Sepanjang tahun 2024, tidak ada proyek apartemen baru yang diluncurkan atau diperkenalkan di Surabaya.

Sejak tahun 2022, jumlah apartemen yang selesai relatif tetap, dengan kurang dari lima proyek yang diselesaikan setiap tahunnya.

Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah peluncuran apartemen baru dan penundaan atau penangguhan beberapa proyek.

Baca juga: Kecerdasan Buatan Bisa Membantu Edukasi Properti

Selain itu, sejumlah besar unit yang ada masih belum terjual, yang menyebabkan keraguan di antara pengembang untuk meluncurkan proyek baru.

Sementara itu, dari total 1.218 unit yang dijadwalkan masuk pada 2026 dan tidak ada penyelesaian yang diharapkan pada tahun 2025 kecuali jadwal dipercepat.

Setelah selesai, unit-unit ini akan berkontribusi pada pasokan di Surabaya Selatan dan Surabaya Barat.

Terkait insentif PPN DTP, ketika insentif 100 persen dilanjutkan dalam rentang September hingga Desember 2024, berdampak positif pada penjualan apartemen selama periode tersebut.

Baca juga: Leads Property: Ada 10.444 Apartemen Sewa di Jakarta

Insentif itu mendorong calon pembeli yang awalnya tidak berencana untuk membeli untuk memanfaatkan apa yang dianggap sebagai peluang terakhir.

Untuk tahun 2025, skema diskon 100 persen PPN DTP berlangsung Januari hingga Juni 2025. Lalu, diskon 50 persen sepanjang Juli hingga Desember 2025.

Insentif ini bertujuan untuk memberikan efek berganda dan menciptakan lapangan kerja yang signifikan. Kebijakan ini akan memberikan peluang bagi pasar untuk mempertahankan momentum positif dalam industri properti Indonesia.

 

(*)

Exit mobile version