Mengenal Lima Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas

Emas disebut sebagai safe haven asset, artinya aset yang dianggap paling aman ketika pasar saham, obligasi, bahkan mata uang sedang goyah/foto: logammulia.com

Jakarta, landbank.co.id– Pertanyaan tentang apa saja faktor pendorong kenaikan harga emas akan coba diulas dalam artikel ini.

Pergerakan harga emas senantiasa dipengaruhi oleh beragam faktor, termasuk kondisi global maupun domestik.

Bacaan Lainnya

Berikut ini lima faktor utama yang dapat mendorong kenaikan harga emas;

 

  1. Geopolitik dan ekonomi global

Salah satu faktor terbesar adalah ketidakpastian global. Saat dunia menghadapi krisis. Entah itu konflik antarnegara, perang dagang, pandemi, atau resesi ekonomi. Investor biasanya mencari tempat aman untuk menyimpan kekayaan mereka. Di sinilah emas menjadi primadona.

Baca juga: Harga Emas Tembus Rp2 Juta per Gram, Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Naik

Emas disebut sebagai safe haven asset, artinya aset yang dianggap paling aman ketika pasar saham, obligasi, bahkan mata uang sedang goyah. Misalnya, pada tahun 2020 ketika pandemi melanda, harga emas dunia melonjak hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Hal serupa juga terjadi saat konflik Rusia–Ukraina memanas, di mana emas kembali diburu karena investor mencari perlindungan.

 

  1. Kebijakan suku bunga

Selain faktor geopolitik, kebijakan moneter juga punya pengaruh besar. Ketika bank sentral, seperti The Fed (Bank Sentral AS), menaikkan suku bunga, orang lebih tertarik menaruh uangnya di deposito atau obligasi. Kenapa? Karena imbal hasilnya jelas dan risikonya rendah.

Namun, saat suku bunga turun, instrumen tersebut jadi kurang menarik. Investor kemudian mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan, salah satunya emas. Jadi bisa dibilang, ada hubungan terbalik antara suku bunga dan harga emas. Suku bunga naik maka emas cenderung melemah. Suku bunga turun maka emas biasanya naik.

 

  1. Inflasi tinggi

Inflasi juga menjadi penyebab klasik kenapa harga emas bisa naik. Ketika harga barang dan jasa melonjak, nilai uang kita semakin tergerus. Uang Rp100 ribu hari ini mungkin tidak bisa membeli barang sebanyak tahun lalu. Nah, di sinilah emas berperan sebagai pelindung nilai (hedging).

Baca juga: Harga Emas Bertahan Dekat Rekor Tertinggi, Trader Waspadai Sentimen Pasar Sepekan

Misalnya, jika inflasi mencapai 6% dalam setahun, nilai riil uang di tabungan akan menyusut. Tapi emas cenderung naik mengikuti kondisi inflasi tersebut. Itulah sebabnya banyak orang menaruh uang lebihnya dalam bentuk emas, supaya tidak kehilangan daya beli.

 

  1. Permintaan dan penawaran

Selain faktor makro, ada hal sederhana hukum supply and demand. Permintaan emas bukan hanya dari investor, tetapi juga dari industri perhiasan dan teknologi. Negara seperti India, misalnya, selalu meningkatkan permintaan emas menjelang musim pernikahan, karena emas jadi bagian penting dalam tradisi.

Pos terkait