Jakarta, landbank.co.id– Bali merupakan primadona destinasi kelas dunia, termasuk bagi pelancong wisata kesehatan dan kebugaran atau wellness tourism.
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mengungkapkan, lebih dari 23 persen wisatawan memilih Bali sebagai tujuan utama wisata kesehatan dan kebugaran atau wellness.
Di sisi lain, ada pula wisatawan lain yang tidak secara khusus datang ke Bali untuk menikmati wisata wellness, tetapi mereka berpartisipasi dalam aktivitas wellness selama kunjungan.
“Jadi ini yang kemudian saya katakan, harus ada upaya untuk memperkuat posisi Bali sebagai destinasi untuk wellness. Kita harus menjadikan Bali sebagai best wellness destination in the world,” kata Wamenpar Ni Luh Puspa saat memberikan sambutan pembuka dalam Bali Wellness and Beauty Expo 2025 di Bali Beach Convention, Jumat, 27 Juni 2025.
Tahun 2024, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali tumbuh sekitar 20,10 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya, yakni menjadi 6,33 juta kunjungan.
Lalu, untuk kunjungan wisatawan nusantara (domestik) ke Bali tercatat sebanyak 22,64 juta kunjungan pada 2024.
Baca juga: Kapal Pesiar Mewah Anthem of the Seas Singgah ke Bali
Terkait Bali Wellness and Beauty Expo 2025, Wamenpar Ni Luh Puspa menyatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Indonesia, khususnya Bali, sebagai destinasi unggulan wisata kesehatan dan kebugaran di tingkat global.
Bali Wellness and Beauty Expo yang berlangsung dari 27-29 Juni 2025 berperan penting dalam menyatukan penyedia layanan kesehatan, merek kebugaran, operator pariwisata, dan pembuat kebijakan yang diharapkan mampu menciptakan inovasi dan penawaran yang sesuai dengan minat wisatawan.
Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-18 secara global dan memimpin kawasan ASEAN dari total wellness market share. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berpartisipasi, tetapi juga memimpin.
Bahkan, Bali dinobatkan sebagai destinasi wisata teratas dunia pada tahun 2018 oleh TripAdvisor.
Dalam mendukung pengembangan wisata kesehatan, pemerintah Indonesia baru saja meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur sebagai KEK pertama di Indonesia yang didedikasikan sepenuhnya untuk layanan kesehatan dan medis terpadu terbesar di Asia Tenggara, yang memadukan keselarasan antara sains dan tradisi.
“Ini lebih dari sekadar upacara seremonial. Ini adalah sinyal kuat komitmen serius pemerintah untuk mengembangkan destinasi wisata kesehatan dan kebugaran berskala internasional dan berkelas dunia,” kata Wamenpar.
Baca juga: Potensi Wisata Kesehatan US$84 Miliar
“Mari kita bekerja sama untuk membangun ekosistem kesehatan global yang lebih kuat dan lebih inklusif, tempat inovasi bertemu dengan tradisi dan tempat kesejahteraan menjadi tujuan bersama bagi masyarakat dan tentunya bagi planet kita,” tambah Wamenpar.