Site icon Landbank.co.id

Layak Disimak, Saran JLL Agar Pusat Perbelanjaan Tidak Sepi Pengunjung

Kekosongan mal tergantung strategi pengembang atau operator mal untuk menarik tingkat kunjungan/landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– JLL, perusahaan real estat komersial dan manajemen investasi terkemuka di dunia yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE), Amerika Serikat punya pandangan soal mal yang sepi pengunjung.

Pandangan itu mencuat lewat JLL Indonesia dalam paparan virtual, baru-baru ini. Apa saja sudut pandanganya?

“Kekosongan mal tergantung strategi pengembang atau operator mal untuk menarik tingkat kunjungan,” kata Yunus Karim, head of research JLL Indonesia, baru-baru ini.

Lantas, apa yang harus dilakukan oleh pemilik atau operator mal?

Pertama, kata Yunus Karim, pemilik atau operator mal harus melakukan tenant mixed.

“Ketahui juga apa yang diminati oleh target pasar yang dituju. Misal, targetnya milenial, maka beri tenant yang dekat milenial,” ujar dia.

Selain itu, tambahnya, lakukan promosi terkait tenant yang ada dan program-programnya.

Sementara itu, kata Yunus dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, Rabu, 26 Juli 2023, tren di pusat perbelanjaan Jakarta pada triwulan kedua 2023 tidak jauh berbeda dari triwulan sebelumnya.

“Aktivitas peritel pada triwulan kedua tahun ini masih didominasi oleh sektor makanan dan minuman,” kata dia.

Selain itu, tambahnya, fasilitas hiburan ramah keluarga juga kembali menjamur didorong oleh preferensi konsumen yang cenderung ke arah experiental retail.

Pameran seni interaktif juga semakin populer di mal-mal Jakarta, dan semakin banyak penyewa yang mulai menerapkan konsep engalaman interaktif di toko mereka.

“Tingkat hunian pusat perbelanjaan relatif stabil berada di angka 88% mengingat tidak adanya pasokan baru yang beroperasi pada triwulan kedua,” ujar Yunus.

Data ruang ritel modern di Jakarta triwulan kedua 2023/JLL Indonesia

Dia mengatakan, total pasokan pada tahun 2023 diperkirakan bertambah sekitar 60 ribu meter persegi (m2).

Riset JLL Indonesia menyebutkan, dalam lima tahun mendatang pasokan ruang ritel modern juga masih terbatas yakni sekitar 115 ribu m2.

“Sektor F&B dan entertainment cukup aktif menyewa di mal. Saat ini, total pasokan mal seluas 3,1 juta m2 dengan harga sewa Rp564.018,” tutur Yunus.

(*)

Exit mobile version