Jakarta, landbank.co.id – Harga emas dunia (XAU/USD) kembali mencetak sejarah baru dengan menembus level psikologis US$4.200 per troy ons.
Rekor baru XAU/USD tersebut memperpanjang reli penguatan di tengah meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) dan meningkatnya ketegangan geopolitik global.
Berdasarkan data perdagangan Rabu, 15 Oktober 2025 harga emas spot menguat 1,59% ke level US$4.207,51 per troy ons, menandai rekor tertinggi sepanjang masa (all time high).
Pada perdagangan Kamis, 16 Oktober 2025 pukul 06.30 WIB, harga emas masih bertahan di kisaran US$4.208,49 per troy ons, naik tipis 0,02%.
Lonjakan harga emas ini memperpanjang tren reli sejak awal pekan, setelah pada Senin (13/10) emas berhasil menembus level psikologis US$4.100 dan terus bergerak naik hingga menyentuh US$4.130 pada awal sesi Asia.
Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya harapan pemangkasan suku bunga The Fed serta kekhawatiran konflik dagang yang kembali memanas antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Ketegangan kedua negara adidaya itu mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas.
“Investor global cenderung mencari perlindungan pada aset aman seperti emas di tengah ketidakpastian yang tinggi,” ujar Andy Nugraha, analis senior Dupoin Futures Indonesia, dalam keterangan resminya yang dilihat landbank.co.id, Kamis, 16 Oktober 2025.
Selain faktor geopolitik, pasar juga merespons sinyal dovish dari pejabat The Fed yang membuka peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Ekspektasi tersebut menekan nilai dolar AS dan imbal hasil obligasi, yang secara historis memperkuat daya tarik emas sebagai aset non-yielding.
Sementara itu, Suki Cooper, Kepala Riset Komoditas Global di Standard Chartered Bank, menilai tren penguatan emas masih memiliki ruang untuk berlanjut. Namun, ia mengingatkan bahwa fase konsolidasi wajar terjadi setelah reli yang sangat cepat.
“Rally emas masih memiliki ruang untuk tumbuh, namun konsolidasi akan lebih sehat untuk menjaga tren naik tetap berkelanjutan,” jelas Suki.
Beberapa lembaga keuangan besar turut memperkuat pandangan bullish terhadap emas. Bank of America dan Societe Generale memperkirakan harga emas bisa mencapai US$5.000 per troy ons pada 2026, sementara Standard Chartered menaikkan proyeksi rata-rata harga emas tahun depan menjadi US$4.488 per troy ons.
Dengan berbagai faktor pendukung seperti potensi pelonggaran moneter, meningkatnya ketegangan perdagangan global, serta arus modal ke aset aman, reli harga emas diperkirakan masih berlanjut dalam jangka menengah. Namun, para analis mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap potensi koreksi teknikal yang bisa muncul sewaktu-waktu di tengah euforia pasar.
(*)