Bisnis Mal
Sementara itu, peluru Pakuwon dalam melakoni bisnis pusat perbelanjaan cukup komplet. Hingga akhir 2024, Pakuwon memiliki 11 mal dengan luas net lease area (NLA) 830.000 meter persegi (m2).
Jumlah itu termasuk Pakuwon Mall Bekasi, Bekasi, Jawa Barat yang mulai beropersi pada 22 November 2024.
Mal ini merupakan bagian dari superblok ke-6 Pakuwon yang berdiri di atas lahan seluas 3,6 hektare.
Baca juga: Pakuwon Terus Mendekati Torehan Sebelum Pandemi, Raih Rp6,67 Triliun
Pakuwon Mall Bekasi menawarkan pengalaman belanja dan hiburan yang lengkap dengan luas 45.300 m2 NLA dan tingkat okupansi lebih dari 95 persen.
“Tenant kami prime, kami pilih selektif. Tidak semua bisa masuk. Tenant yang dipilih cocok untuk orang Bekasi dan merupakan hal yang baru,” tutur Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, Alexander Stefanus Ridwan Suhendra.
Pemilihan tenant yang tepat bagi konsumen menjadi kunci dalam bisnis pusat perbelanjaan modern. Terlebih, mal Pakuwon menjadi lifestyle destination.
Buahnya cukup manis. Tingkat hunian rata-rata (okupansi) mal milik Pakuwon cukup tinggi, seperti Mal Kota Kasablanka yang menyentuh 100 persen.
Di sisi lain, jumlah luas mal Pakuwon akan bertambah kalau sejumlah proyek telah rampung seluruhnya.
Kini, luas mal PWON yang dalam proses pembangunan, baik itu ekspansi dari proyek yang ada maupun proyek baru mencapai seluas 267.000 m2.
Baca juga: Penjualan Hunian Pakuwon Terus Bertumbuh
Sementara itu, jumlah aset Pakuwon Jati per akhir September 2025 tercatat sebesar Rp36,07 triliun, naik dibandingkan akhir Desember 2024 yang senilai Rp35,37 triliun.
Liabilitas PWON juga menurun, yakni dari Rp10,62 triliun pada akhir 2024 menjadi sebesar Rp9,83 triliun pada akhir September 2025.
Sebaliknya, ekuitas PWON naik menjadi Rp26,23 triliun pada rentang Januari-September 2025 dari semula Rp24,74 triliun per akhir Desember 2024.
Per akhir September 2025, pemegang saham Pakuwon Jati terdiri atas PT Pakuwon Arthaniaga sebesar 68,68 persen dan Alexander Tedja 0,02 persen.
Baca juga: Dalam Proyek Mixe Use Rp17,35 Triliun Terselip Delapan Hotel Pakuwon
Lalu, Wong Boon Siew Ivy 0,00 persen, Richard Adisastra 0,00 peresen, dan masyarakat 31,30 persen.
(*)





