“Insentif ini berlaku untuk pekerja pariwisata berpendapatan hingga Rp10 juta per bulan, diberlakukan Oktober–Desember 2025 dan akan dilanjutkan pada 2026,” kata Menpar Widiyanti.
Kementerian Pariwisata memastikan insentif ini tepat sasaran bagi pekerja yang memenuhi kriteria dalam 77 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) pariwisata.
Selain itu, tersedia pula program magang satu tahun bagi lulusan pariwisata.
“Kami bekerja sama dengan Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (HILDIKTIPARI) untuk memperbarui data pendidikan tinggi pariwisata serta mendampingi lulusan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) yang ingin mengikuti program ini,” ucap Wakil Menteri Ni Luh Puspa.
Baca juga: Wisman Meningkat, Menpar: Rawat Pariwisata Indonesia
Menpar Widiyanti juga menuturkan, Kementerian Pariwisata menjalankan berbagai program unggulan agar pariwisata Indonesia semakin berdaya saing, di antaranya Wonderful Indonesia Gourmet (WIG), Wonderful Indonesia Wellness (WIW), Kharisma Event Nusantara (KEN).
KEN 2025 menampilkan 74 kegiatan (event) di 32 provinsi dengan total 9,74 juta pengunjung, nilai transaksi Rp719,74 miliar, dan melibatkan hampir 12 ribu UMKM, 85 ribu pekerja seni, serta 90,21 ribu tenaga kerja.
Di sisi lain, terkait status UNESCO Global Geopark Kaldera Toba, Menteri Pariwisata Widiyanti memastikan Kementerian Pariwisata senantiasa aktif memberikan bantuan teknis dan fasilitasi agar statusnya kembali pulih.
Dalam pertemuan UNESCO Global Geoparks Council di Chile pada 5–6 September 2025, tiga taman bumi Indonesia yakni Ciletuh Palabuhanratu, Rinjani Lombok, dan Kaldera Toba berhasil memperoleh green card atau status hijau.
Baca juga: Ini Deretan Negara Paling Sering Dikunjungi Wisatawan Indonesia
“Kaldera Toba berhasil meraih kembali status kartu hijaunya. Ini hasil kerja sama erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan geopark Indonesia,” kata Menteri Widiyanti.
Menteri Pariwisata menegaskan bahwa pertumbuhan pariwisata hanya dapat terwujud melalui kolaborasi semua pihak. “Pemerintah dan masyarakat harus terus bergandengan tangan agar pariwisata Indonesia makin maju dan berkelanjutan,” tutur dia.
(*)