Kunjungan Wisman Tumbuh 10,38 Persen

Menpar Widiyanti Putri Wardhana, menjelaskan, jumlah kunjungan wisman Januari-Agustus 2025 merupakan yang tertinggi sejak pandemi Covid-19/foto: kemenpar

Jakarta, landbank.co.id– Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang Januari-Agustus 2025 dibandingkan periode yang sama 2024 tumbuh 10,38 persen.

Bahkan, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, menjelaskan, jumlah kunjungan wisman itu merupakan yang tertinggi sejak pandemi Covid-19.

Bacaan Lainnya

Menpar Widiyanti menjelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman periode Januari–Agustus 2025 mencapai 10,04 juta kunjungan.

“Capaian ini menandai rekor tertinggi periode Januari-Agustus kunjungan wisatawan mancanegara sejak pandemi Covid-19 dan menunjukkan arah pemulihan pariwisata Indonesia berada di jalur yang benar,” kata Menteri Pariwisata di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024 yang mencatat 9,09 juta kunjungan, terjadi peningkatan sebesar 10,38 persen.

Dia menjelaskan, untuk Agustus 2025, kunjungan wisman naik dari 1,34 juta menjadi 1,51 juta, tumbuh 12,33 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Kemenpar Bidik 1,3 Juta Turis Tiongkok

Sektor pasar wisata domestik pun menunjukkan geliat serupa. Sepanjang Januari–Agustus 2025, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (Wisnus) mencapai 807,55 juta perjalanan, meningkat 19,71 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 yang berjumlah 674,6 juta perjalanan.

“Perjalanan wisatawan nusantara berperan penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat, terutama melalui sektor transportasi dan konsumsi publik yang berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa.

Di sisi lain, pada periode Januari–Agustus 2025, tercatat 6,13 juta perjalanan wisatawan nasional (Wisnas) ke luar negeri, dengan 685 ribu perjalanan terjadi pada Agustus 2025.

Jumlah kedatangan wisman yang jauh lebih besar dibandingkan perjalanan wisnas ke luar negeri ini menyebabkan surplus wisatawan atau tourism balance yang positif bagi Indonesia.

Baca juga: Kemenpar Fasilitasi Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO

Surplus wisatawan yang meningkat berdampak langsung pada kenaikan devisa bersih, sekaligus memperkuat kontribusi pariwisata terhadap pendapatan negara.

Dampak surplus ini terasa melalui meningkatnya permintaan akomodasi, belanja wisatawan, lapangan kerja pariwisata yang terjaga, serta peluang investasi di infrastruktur pariwisata dan UMKM.

 

Insentif Pekerja Pariwisata

Sementara itu, dalam Paket Ekonomi 2025 dan Program Penyerapan Tenaga Kerja, pemerintah menetapkan delapan program akselerasi, termasuk insentif khusus sektor pariwisata berupa PPh 21 Ditanggung Pemerintah (PPh 21 DTP).

Pos terkait