Jakarta, landbank.co.id– Penjualan PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) tumbuh sekitar 10,7 persen sepanjang Januari-Maret 2025 disandingkan dengan periode sama 2024.
“Dibandingkan dengan kuartal pertama 2024, penjualan pada kuartal pertama 2025 naik Rp9,15 miliar atau tumbuh 10,72 persen, yakni dari Rp119,99 miliar menjadi Rp132,85 miliar. Kenaikan disebabkan oleh penjualan perumahan dan rumah toko (ruko),” ujar Direktur Utama PT Perdana Gapuraprima Tbk, Arvin F Iskandar kepada landbank.co.id, Selasa, 6 Mei 2025.
Motor penjualan Gapuraprima sepanjang kuartal pertama 2025 adalah produk rumah dan ruko, yakni sebesar Rp105,91 miliar.
Segmen rumah dan ruko menyumbang sekitar 80 persen terhadap total pendapatan Gapuraprima per akhir Maret 2025.
Baca juga: GPRA Ukir Rekor Baru, Kantongi Rp517,06 Miliar
Penjualan rumah dan ruko tiga bulan pertama 2025 bila disandingkan dengan raihan periode sama tahun lalu terlihat meningkat sekitar 7 persen.
Maklum, pada periode tiga bulan pertama 2024, penjualan rumah dan ruko Gapuraprima masih bertengger di angka Rp98,68 miliar.
“Pendapatan selain dari perumahan Bukit Cimanggu City dan Metro Cilegon juga dari proyek lainnya,” jelas Arvin.
Saat ini, tambah dia, Gapuraprima juga gencar memasarkan produk perumahan baru yaitu Botanica Signature Padjadjaran di Pakuan Bogor. Proyek ini berdiri di areal seluas 16.041 meter persegi (m2).
Baca juga: Isi Lengkap PMK No 13 Tahun 2025 tentang PPN DTP
Lalu, kata dia, proyek Puri Semanan Residence di Jakarta Barat (luas area 6.125m²) dan Botanica Cibubur di Cileungsi Bogor (luas area 80.491m²).
Selain perumahan, tutur Arvin, pendapatan berkesinambungan (recurring income) juga turut berkontribusi hampir 30 persen terhadap total pendapatan Gapuraprima pada kuartal pertama 2025.
“Recurring income Perseroan berasal dari sewa/service apartment dan komersial,” jelas Arvin.
Arvin mengakui, kehadiran insentif berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) ikut membantu penjualan Gapuraprima.
“Namun, mohon pihak perbankan dapat membantu approval KPR/KPA. Karena banyak reject KPR/KPA dari perbankan,” harap Arvin.
Peningkatan penjualan ikut memengaruhi raihan laba bersih Gapuraprima sepanjang tiga bulan pertama 2025.
Baca juga: Ini yang Bikin GPRA Pecahkan Rekor Laba Bersih
Per akhir Maret 2025, laba bersih GPRA tercatat sebesar Rp37,31 miliar, naik dibandingkan dengan periode sama 2024 yang sekitar Rp36,78 miliar.
Sementara itu, jumlah aset Gapuraprima tercatat sebesar Rp2,00 triliun per akhir Maret 2025, naik dibandingkan per akhir Desember 2024 yang sekitar Rp11,97 triliun.
Gapuraprima menurunkan jumlah liabilitas menjadi Rp603,87 miliar per akhir Maret 2025, sedangkan per akhir Desember 2024 sekitar Rp604,84 miliar.
Hal serupa dicatat Gapuraprima di lini ekuitas. Per akhir Desember 2024, ekuitas GPRA sebesar Rp1,36 triliun, sedangkan akhir Maret 2025 senilai Rp1,40 triliun.
(*)