Jakarta, landbank.co.id– Kredit pemilikan rumah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) atau KPR BCA masih menjadi penopang utama kredit konsumer Perseroan pada kuartal I/2025.
Manajemen PT Bank Central Asia Tbk menyatakan bahwa sepanjang Januari-Maret 2025, kredit konsumer naik 11,3 persen dibandingkan dengan periode sama 2024 (year on year/yoy) menjadi Rp225,7 triliun.
Peningkatan kredit konsumer itu, kata manajemen PT Bank Central Asia Tbk, ditopang oleh KPR BCA yang tumbuh 10,5 persen YoY hingga Rp135,3 triliun.
Lalu, didukung oleh kredit kendaraan bermotor (KKB) yang tumbuh 12,3 persen YoY menjadi Rp67,1 triliun.
Selain itu, outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) meningkat 13,9 persen YoY hingga Rp23,3 triliun.
Merujuk angka-angka tersebut menempatkan porsi KPR BCA sebagai penyumbang hampir 60 persen terhadap total kredit konsumer Perseroan sepanjang tiga bulan pertama 2025.
Total Kredit
Manajemen BCA menerangkan bahwa pihaknya membukukan total kredit Rp941 triliun per Maret 2025, naik 12,6 persen secara tahunan (YoY).
Pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor, disertai pertumbuhan pendanaan berkelanjutan.
Pendanaan inti giro & tabungan (CASA) tumbuh 8,3 persen YoY mencapai Rp979 triliun, atau sekitar 82 persen total dana pihak ketiga (DPK).
“Momentum Ramadan dan Idulfitri tahun ini berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2025,” tutur Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja dikutip Minggu, 4 Mei 2025.
Dia menerangkan, pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit Perseroan.
Seiring tingginya antusiasme masyarakat pada BCA Expoversary 2025, terang Jahja, pihaknya memperpanjang pelaksanaan event ini hingga 30 April 2025.
Menurut Jahja, BCA berkomitmen mendukung perekonomian nasional dengan mendorong penyaluran kredit ke berbagai sektor dan segmen secara pruden.
“Kami optimistis menatap pertumbuhan bisnis ke depannya, di tengah dinamika dan tantangan pasar,” kata Jahja.
Pertumbuhan pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang naik 13,9 persen YoY menjadi Rp443,4 triliun. Kredit komersial tumbuh 9,9 persen YoY mencapai Rp137,4 triliun. Penyaluran kredit UKM tumbuh 12,9 persen hingga Rp124,5 triliun.
Total DPK BCA naik 6,5 persen YoY mencapai Rp1.193 triliun. Dana CASA menjadi kontributor utama pendanaan BCA seiring dengan meningkatnya volume transaksi.
Frekuensi transaksi BCA secara menyeluruh tumbuh 19 persen YoY mencapai 9,9 miliar. Frekuensi transaksi mobile dan internet banking BCA mencapai 8,8 miliar, naik 22,2 persen YoY.
Dari segi penerimaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 7,1 persen YoY menjadi Rp21,1 triliun.
Pendapatan selain bunga naik 8,1 persen YoY mencapai Rp6,8 triliun, sehingga total pendapatan operasional Rp27,9 triliun tumbuh 7,4 persen YoY.
Rasio cost to income terkelola baik di level 28,5%. Rasio loan at risk (LAR) dan NPL berada pada tingkat terjaga, masing-masing 6 persen dan 2 persen.
Rasio pencadangan NPL dan LAR ada pada level solid, masing-masing 180,5 persen dan 66,5 persen.
Laba BCA dan entitas anak tumbuh 9,8 persen, mencapai Rp14,1 triliun pada kuartal pertama 2025.
Sementara itu, optimalisasi aplikasi myBCA terus dilakukan demi kenyamanan dan kemudahan nasabah bertransaksi.
Salah satu fitur baru myBCA adalah BagiBagi, memungkinkan nasabah berbagi uang hingga akumulasi Rp50 juta per hari kepada maksimal 99 orang.
Pengguna Android dengan fitur NFC dapat memakai fitur QRIS TAP di myBCA minimal versi 2.2.0. Terdapat juga fitur Investment Goals, mempermudah nasabah merencanakan berbagai tujuan investasinya.
(*)