Site icon Landbank.co.id

Konsumen Kian Gemar Apartemen Sudah Jadi

Dominannya pilihan konsumen kepada produk sudah jadi salah satunya dipicu insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP)/foto: capture colliers

Jakarta, landbank.co.id– Konsultan properti Colliers Indonesia menilai bahwa para konsumen apartemen kian gemar unit yang sudah jadi (existing).

Kesimpulan terhadap perilaku konsumen di pasar Jakarta itu lahir merujuk kepada temuan Colliers Indonesia dalam rentang tahun 2022 hingga 2024.

Menurut Ferry Salanto, head of Research Colliers Indonesia, dominannya pilihan konsumen kepada produk sudah jadi merupakan dampak hadirnya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sejak tahun 2021.

Insentif itu memungkinkan konsumen mendapat diskon berkisar 50-100 tergantung periode waktu.

Syarat utama, untuk mendapat insentif itu adalah produk yang dibeli harus sudah jadi dan siap huni dengan harga hingga Rp2 miliar.

Baca juga: Tiga Kawasan Paling Banyak Diguyur Apartemen Baru

Pada 2020, sebesar 77 persen apartemen yang dibeli oleh konsumen adalah produk dalam tahap konstruksi, sedangkan 23 persen produk existing.

Situasi berubah ketika hadir insentif PPN DTP pada 2021. Ketika itu, produk existing membesar, yakni menjadi 49 persen, sedangkan under construction menjadi 51 persen.

Komposisi terus berubah dimana produk sudah jadi kian membesar porsinya. Pada 2024, komposisinya adalah 66 persen produk sudah jadi dan 34 persen produk dalam pembangunan.

“Jumlah unit apartemen yang sudah beroperasi namun belum terjual  relatif sedikit dibandingkan jumlah apartemen under construction,” kata Ferry, baru-baru ini.

Baca juga: Rekam Jejak PPN DTP Properti 2021-2025

Sementara itu, dari profil pembeli, sebelum tahun 2022, terang Ferry, pembeli apartemen hak milik (strata title) didominasi oleh investor buyer, yakni 58 persen.

Kala itu, jelas dia, komposisi pembeli dari kalangan konsumen pengguna (end user) sebanyak 42 persen.

Namun, pada 2023, komposisinya berubah signifikan, yakni investor buyer sebesar 46 persen, sedangkan end user 54 persen.

Kondisi kembali berubah pada kuartal IV/2024. Dalam periode itu jumlah investor buyer ke posisi 51 persen, sedangkan end user 49 persen.

Di sisi lain, kata Ferry, insentif PPN DTP tidak terlalu signifikan mendongkrak penjualan apartemen dibandingkan dengan segmen rumah tapak.

“Untuk rumah tapak, penjualan unit siap huni naik 82 persen pada akhir 2024 karena memanfaatkan PPN DTP, kebijakan ini masih efektif mendongkrak pasar,” tegas Ferry.

 

 

(*)

Exit mobile version