Jakarta, landbank.co.id – Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengumumkan bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Gerakan Hamas dan Israel, beserta kesepakatan pertukaran tahanan, akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers pada Rabu, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian Urusan Luar Negeri Qatar.
Kesepakatan ini dicapai berkat upaya mediasi bersama antara Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Salah satu poin penting dari kesepakatan ini adalah pembebasan 33 sandera oleh Hamas, yang akan digantikan dengan pembebasan tahanan Palestina yang ditahan di Israel.
Kedua pihak sepakat untuk terus melanjutkan pembahasan mengenai rincian pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Al-Thani menjelaskan bahwa kesepakatan ini tidak hanya mencakup pertukaran tahanan, tetapi juga mengatur upaya untuk memulihkan ketenangan di Gaza secara berkelanjutan. Salah satu tujuannya adalah mencapai gencatan senjata permanen antara Hamas dan Israel.
Selain itu, kesepakatan ini juga memprioritaskan distribusi bantuan kemanusiaan yang aman dan efektif ke Gaza, termasuk rehabilitasi rumah sakit, pusat kesehatan, dan tempat-tempat vital lainnya yang rusak akibat konflik.
Lebih rinci, Al-Thani menyebutkan bahwa pada tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 tahanan Israel, termasuk perempuan sipil, tentara perempuan, anak-anak, orang tua, dan mereka yang sedang sakit atau luka-luka. Sebagai imbalannya, sejumlah tahanan Palestina yang ada di penjara Israel akan dibebaskan.
Terkait dengan tahap kedua dan ketiga, Al-Thani menjelaskan bahwa rincian lebih lanjut akan diselesaikan selama pelaksanaan tahap pertama.
Dia menekankan pentingnya komitmen penuh dari kedua belah pihak untuk mematuhi ketentuan perjanjian demi melindungi nyawa warga sipil dan mencegah dampak lebih lanjut dari konflik.
Qatar, bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat, akan terus berperan aktif dalam memastikan kedua pihak menjalankan komitmen mereka.
Al-Thani juga berharap adanya upaya kolektif baik dari negara-negara regional maupun internasional untuk mendukung distribusi bantuan kemanusiaan dan membantu PBB dalam memberikan bantuan kepada warga Gaza.
Mengenai upaya Qatar, Al-Thani mengungkapkan, sejak 8 Oktober 2024, Qatar telah berusaha keras untuk mewujudkan kesepakatan ini.
“Kami bekerja tanpa henti untuk menghentikan pertumpahan darah, mengakhiri perang, dan memulihkan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi wilayah ini,” ujar Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani dikutip dari Antara Jumat, 17 Januari 2025.
“Selama 411 hari, kami terus mengadakan pertemuan dengan mitra kami serta pihak-pihak yang terlibat dalam konflik ini hingga akhirnya mencapai momen bersejarah ini. Namun, ini baru permulaan. Tanggung jawab kini berada di tangan para pihak terkait, dengan dukungan dari para mediator dan masyarakat internasional untuk membawa kita menuju perdamaian sejati,” tutup Al-Thani.
(*)