Jakarta, landbank.co.id– Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membidik peningkatan kunjungan wisatawan manca negara (wisman) asal Tiongkok pada 2025.
Karena itu, Kemenpar memperkuat promosi pariwisata Indonesia ke pasar Tiongkok dengan menyelenggarakan Wonderful Indonesia Business Matching (WIBM).
Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini dalam keterangannya, baru-baru ini, mengatakan bahwa kegiatan di Tiongkok merupakan lanjutan dari WIBM Seoul, Korea Selatan yang digelar pada 8 September 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari rangkaian promosi luar negeri untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi pariwisata unggulan bagi pasar Asia Timur.
WIBM Beijing ini juga merupakan bentuk kerja sama strategis antara Kemenpar, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, dan Indonesia Chamber of Commerce in China (INACHAM).
“WIBM merupakan wujud nyata dari implementasi program Pariwisata Naik Kelas melalui pendekatan high level yang strategis. Kemenpar ingin memastikan bahwa transformasi pariwisata Indonesia tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga tercermin melalui cara Kementerian membangun jaringan dan kemitraan global,” kata Made dikutip Jumat, 19 September 2025.
Baca juga: Menpar Widiyanti Buka-bukaan Soal Okupansi Hotel dan Kunjungan Wisman
Made mengatakan, kegiatan ini sangat penting dilaksanakan sebagai upaya memperkuat promosi pariwisata Indonesia ke pasar wisatawan Tiongkok. Sebab, Tiongkok merupakan salah satu pasar prioritas pariwisata Indonesia.
Pada 2024, jumlah kunjungan turis asal Tiongkok tercatat sebanyak 1.198.582 orang, menempatkannya di peringkat keempat setelah Malaysia, Singapura, dan Australia.
Angka ini menjadi latar belakang bagi Kemenpar untuk menargetkan kedatangan 1.220.000 hingga 1.350.000 wisatawan Tiongkok pada 2025.
Selain itu, Made memaparkan kehadiran Wonderful Indonesia secara langsung di Beijing juga menjadi bentuk komitmen untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar Tiongkok yang sangat menjanjikan.
Dalam WIBM Beijing ini, Kemenpar menghadirkan 22 pelaku industri pariwisata Indonesia yang mencakup pengelola hotel dan resor, agen perjalanan/tour operator (TA/TO), maskapai penerbangan, serta pengelola atraksi wisata.
Dari kegiatan business matching tersebut, dihasilkan 12.984 potential pax yang setara dengan potensi devisa sekitar Rp254,5 miliar atau US$15,4 juta, jika merujuk pada Average Spending per Arrival (ASPA) wisatawan asal Tiongkok tahun 2024 sebesar US$1.188,11.
Baca juga: Melirik Bali Sang Destinasi Wisata Wellness Kelas Dunia
Selain menjadi ajang business matching, kegiatan ini juga bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok, menjadikannya momen penting untuk memperkuat kerja sama bilateral, membangun koneksi antarpelaku industri (people-to-people contact), serta mendukung target nasional sebesar 14,6 juta hingga 16 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2025.
WIBM Beijing turut menjadi bagian dari peluncuran awal kampanye global Kemenpar bertajuk #GoBeyondOrdinary. Kampanye ini merupakan ajakan kepada wisatawan dunia untuk tidak hanya menikmati keindahan destinasi Indonesia, tetapi juga merasakan kedalaman budaya, keramahan masyarakat, kuliner khas, serta harmoni dengan alam melalui pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Kami ingin mengajak wisatawan untuk tidak hanya berkunjung, tapi juga berinteraksi dan mendapatkan pengalaman autentik di setiap sudut Indonesia,” katanya.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar Rizki Handayani menambahkan, selain WIBM Beijing, Kemenpar juga menyelenggarakan Tourism Investment Meeting yang diharapkan mampu mendukung peningkatan investasi di sektor pariwisata khususnya dari Tiongkok.
Pada 2024, Tiongkok tercatat sebagai negara asal utama penanaman modal asing (PMA) dengan nilai investasi di sektar pariwisata mencapai Rp540 miliar.
Pada acara ini akan disampaikan berbagai peluang investasi dan kerja sama di sektor pariwisata kepada pihak Tiongkok sekaligus menjadi ajang yang mempertemukan pemilik proyek Indonesia dengan para investor dan pemangku kepentingan kunci dari Tiongkok.
Adapun proyek investasi yang ditawarkan tidak saja hanya di bidang hospitality, namun juga pengembangan kawasan pariwisata serta Health and Wellness Tourism.
Baca juga: Kunjungan Wisman Semester Pertama 2025 Naik 9,44 Persen
“Dengan menampilkan proyek-proyek yang sudah siap untuk dikerjasamakan, kami berharap pertemuan ini tidak hanya melahirkan minat, tetapi juga dapat ditindaklanjuti dengan kesepakatan bisnis yang mampu mendorong arus investasi pariwisata Indonesia,” tutur Rizki.
(*)