Jakarta, landbank.co.id – Angka kecelakaan lalu lintas di Jakarta selama mudik Lebaran 2025 mengalami penurunan signifikan sebesar 25,76 persen dibandingkan dengan tahun 2024.
Penurunan ini terjadi seiring dengan penurunan kepadatan lalu lintas yang tercatat sejak 1 April 2025.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, mengungkapkan bahwa berkurangnya kepadatan lalu lintas di beberapa daerah turut mempengaruhi penurunan jumlah kecelakaan.
“Akibat penurunan kepadatan lalu lintas sejak 1 April 2025, beberapa daerah, termasuk Jakarta, mengalami penurunan angka kecelakaan lalu lintas,” kata Budi dalam keterangan rilis pada Jumat, 4 Maret 2025.
Budi melaporkan bahwa di Jakarta, jumlah kecelakaan lalu lintas tercatat mencapai 294 kejadian, yang menunjukkan penurunan sebesar 25,76 persen dibandingkan dengan data kecelakaan pada tahun 2024.
Hal ini menjadi kabar baik mengingat tingginya mobilitas masyarakat selama musim mudik Lebaran.
Budi juga memerinci sejumlah langkah yang telah diambil untuk menurunkan kepadatan lalu lintas dan mengurangi potensi kemacetan, salah satunya adalah rekayasa lalu lintas yang dilakukan di beberapa titik kritis.
Pada 2 April 2025, tercatat ada 417.974 kendaraan yang keluar masuk wilayah Jabodetabek melalui jalan tol dan arteri.
Jumlah ini mengalami penurunan 73,4 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya, yang menunjukkan efektivitas dari kebijakan yang diterapkan pemerintah.
Di antara kebijakan rekayasa lalu lintas yang diterapkan adalah penerapan contraflow dari Kilometer 70 hingga Kilometer 47 di Tol Jakarta-Cikampek, serta one way lokal di ruas Brebes dan jalur alternatif di Nagrek.
Di luar wilayah Jabodetabek, pengalihan arus juga dilakukan pada ruas Tol Solo–Jogja untuk mengantisipasi antrean panjang di Gerbang Tol Prambanan hingga Klaten.
Selain rekayasa lalu lintas, pemerintah juga melakukan upaya pengamanan dan mitigasi risiko untuk memastikan keselamatan masyarakat selama masa mudik.
Budi menambahkan bahwa pemerintah telah mengerahkan berbagai Kementerian dan Lembaga, termasuk BMKG, BNPB, serta pemerintah daerah untuk memantau cuaca ekstrem dan melakukan mitigasi bencana.
“Rekayasa lalu lintas bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan lapangan. Kami juga mengerahkan seluruh sumber daya untuk memastikan masyarakat tidak terjebak dalam kemacetan panjang dan perjalanan mudik berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Budi Gunawan juga menegaskan bahwa seluruh upaya pengamanan dan pemantauan ini sejalan dengan arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
Presiden menekankan pentingnya pelayanan publik yang terpadu serta jaminan keamanan nasional selama masa mudik Lebaran.
Pemerintah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, serta memastikan keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan mudik.
Dengan adanya langkah-langkah strategis ini, diharapkan dapat tercipta situasi yang lebih aman dan lancar selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2025, serta mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
(*)