Pengaruh Faktor Ekonomi dan Politik
Selain keputusan FOMC, pelaku pasar juga terus memantau agenda ekonomi lain yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas. Salah satu yang menjadi perhatian adalah data Penjualan Ritel AS yang akan dirilis dalam waktu dekat. Data ini dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai daya beli konsumen AS dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.
Di sisi politik, proses pemungutan suara di Senat AS terkait pencalonan Dr. Stephen Miran untuk posisi anggota Federal Reserve juga menjadi sorotan. Jika disetujui, Miran akan langsung berpartisipasi dalam pertemuan kebijakan yang sangat dinantikan oleh pasar. Bahkan, mantan Presiden Donald Trump turut menyuarakan pendapatnya, mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga lebih agresif dari yang diperkirakan oleh Powell. Hal ini menambah spekulasi tentang kebijakan moneter AS yang lebih longgar, yang dapat berdampak pada penurunan nilai dolar dan penguatan harga emas.
Selain itu, survei terbaru dari University of Michigan menunjukkan penurunan signifikan dalam indeks sentimen konsumen AS. Penurunan ini mencerminkan pesimisme yang meningkat terhadap prospek ekonomi AS ke depan. Meskipun ekspektasi inflasi jangka pendek tetap tinggi, proyeksi inflasi jangka panjang malah menunjukkan kecenderungan kenaikan yang memperburuk kekhawatiran pasar akan resesi.
Prospek Emas Ke Depan
Dengan banyaknya faktor fundamental dan teknikal yang mendukung, pandangan umum di pasar adalah bahwa tren bullish emas akan terus berlanjut. Kebijakan moneter The Fed yang lebih dovish, disertai dengan ketidakpastian ekonomi dan politik global, semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe-haven.
Investor diimbau untuk memantau keputusan FOMC yang akan datang, serta reaksi pasar setelah pengumuman tersebut, untuk menentukan arah transaksinya selanjutnya. Dalam menghadapi ketidakpastian global, emas masih menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari perlindungan dari fluktuasi pasar yang lebih besar.
