Pada 2024, total luas area bangunan hijau yang dimiliki Perseroan mencapai 629.287 m2 atau setara dengan 16 persen dari total luas area gedung perseroan, meningkat 164 persen dari tahun sebelumnya.
Pada aspek lingkungan, jejak emisi yang dihasilkan Perseroan meningkat dari tahun lalu, yaitu di angka 626.583 Ton CO2eq, hal ini dikarenakan terdapat penambahan cakupan area yang dihitung.
“Meskipun begitu, intensitas emisi Perseroan masih berada di bawah tahun lalu yaitu di angka 0,1522 Ton CO2eq/m2,” dilansir Laporan Keberlanjutan Pakuwon 2024.
Hal ini mencerminkan keberhasilan Perseroan dalam mengurangi keluaran emisi yang menjadi bagian komitmen dekarbonisasi Perseroan.
Sementara itu, pemakaian energi Perseroan tahun 2024 juga mengalami penurunan sebesar 18 persen dari tahun sebelumnya dengan intensitas energi yang juga ikut menurun menjadi 0,46 GJ/m2.
“Meskipun penggunaan energi Perseroan masih didominasi oleh energi tak terbarukan, namun penggunaan energi terbarukan Perseroan meningkat signifikan seiring dengan adanya penambahan pemasangan solar panel di bangunan properti Perseroan,” urai manajemen Pakuwon.
Baca juga: Gedung Perkantoran Hijau CBD Jakarta Sentuh Satu Juta M2
Tahun 2024, penggunaan energi dari tenaga surya mencapai 6.452 GJ atau naik 383 persen.
Nilai ESG
Peringkat nilai lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, governance/ESG) atau nilai ESG emiten properti yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami rotasi pada Agustus 2025.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia, nilai ESG Pakuwon Jati menggeser posisi PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang selama ini mendominasi di peringkat pertama.
Baca juga: Rekam Jejak ESG SCG di Indonesia
PT Pakuwon Jati Tbk yang mengusung kode saham PWON tersebut memuncaki peringkat nilai ESG dari kelompok emiten properti dengan berbekal nilai 19,65.
Masih mengutip laman BEI, nilai ESG PWON pada Juli 2025 bertengger di angka sebesar 22,54.
(*)