Sementara itu, untuk produk tanah dan bangunan sebesar Rp464,2 miliar, berasal dari bangunan pabrik (Standard Factory Building) dan produk residensial komersial masing-masing sebesar Rp215,4 miliar dan Rp248,8 miliar.
Perlu diketahui, dari kawasan industri yang totalnya mencapai Rp694miliar berasal dari investor domestik 78 persen.
Lalu, sisanya 22 persen berasal dari investor asing (terutama dari China).
Penjualan tunggal terbesar adalah penjualan lahan seluas 4 hektare kepada sebuah perusahaan Indonesia di sektor data center.
Baca juga: Perlindungan Hak Konsumen Perumahan Kian Menjadi Perhatian
Di sisi lain, Kendal menyumbang marketing sales sebesar Rp2,14 triliun dari 135,9 hektare lahan pada 2024, meningkat sekitar 73 persen dibandingkan tahun 2023 yang senilai Rp1,24 triliun.
“Di Kendal, investor asing (dari Hong Kong, China, dan Korea Selatan) mendominasi dengan kontribusi nilai sebesar 91 persen tahun 2024, sedangkan investor domestik menyumbangkan sisanya sebesar 9 persen,” kata manajemen KIJA.
Dua pembeli lahan terbesar di Kendal pada 2024 adalah perusahaan asal China dari sektor industri ban dan otomotif, yang masing-masing membeli lahan seluas 49 hektare (dalam 2 transaksi terpisah) dan 12,7 hektare.
Baca juga: Ini yang Bikin Marketing Sales Jababeka Berkilau
Terakhir, Tanjung Lesung dan produk lainnya menambahkan marketing sales sebesar Rp101,9 miliar pada 2024, meningkat 77 persen dibandingkan tahun 2023.
(*)