“Di Sumbagsel yang merupakan basis utama pasar SMBR, kondisi demand tetap tumbuh, ditopang pertumbuhan baik dari infrastruktur program pemerintah maupun proyek swasta, dan juga ditunjang oleh pertumbuhan dari sisi retail yang cukup signifikan,” kata dia.
Kondisi itu, lanjut dia, menunjang volume penjualan SMBR sehingga oleh pihaknya dijadikan momentum untuk terus meningkatkan pertumbuhan ke depan.
“Di Sumbagsel SMBR berhasil tumbuh dan ini merupakan anugerah bagi SMBR dengan tetap menjalankan sinergi dengan SIG dan juga melakukan efisiesni secara internal sehingga ini akan menunjang kinerja yang lebih baik ke depan,” jelas Suherman.
Di sisi lain, Direktur Operasi SMBR, Taufik menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung target pemerintah menuju Nett ZeroEmission pada 2060.
Berbagai upaya yang dilakukan SMBR meliputi penggunaan atau memanfaatkan alternative fuel sebagai pengganti energi fosil.
Lalu, menggunakan alternative raw material untuk menekan faktor klinker, melakukan peningkatan efisiensi energi di pabrik, memanfaatkan atau memasang energi baru terbarukan seperti solar panel di berbagai tempat.
Baca juga: Ini Kata SIG Soal Semen Domestik dan Program Tiga Juta Rumah
“Serta memanfatkan digitalisasi proses produksi dan juga mengadopsi sistem manajemen energi dan lingkungan untuk mengembangkan produk ramah lingkungan yang sudah memperoleh sertifikasi Green Label Indonesia,” jelas Taufik.
Dia menambahkan, SMBR juga bersinergi dengan SIG dalam roadmap dekarbonisasi industri semen nasional sehingga kontribusi pihaknya semakin nyata dan terukur.
“Sejalan dengan visi SMBR, selalu berupaya menjadi penyedia bahan bangunan ramah lingkungan dan produk onovatif terdepan di Indonesia,” kata dia.
(*)