Site icon Landbank.co.id

Harga Emas Merosot ke USD 3.350, Pasar Waspadai Dampak Tarif dan Data Tenaga Kerja AS

Harga emas dunia (XAU/USD) tertekan dan jatuh ke kisaran USD 3.350 per troy ounce pada perdagangan Senin (4/8/2025)./Foto: Capture Investing.com.

Jakarta, landbank.co.id – Harga emas dunia (XAU/USD) tertekan dan jatuh ke kisaran USD 3.350 per troy ounce pada perdagangan Senin (4/8/2025), setelah sempat mengalami reli selama tiga sesi berturut-turut dan mencapai level USD 3.363.

Pelemahan ini terjadi di tengah rebound Dolar AS (USD) serta meningkatnya ketidakpastian pasar akibat data tenaga kerja AS yang lemah dan kebijakan tarif baru dari Presiden Donald Trump.

Meskipun tren penurunan terjadi, tekanan terhadap Dolar AS akibat rilis Nonfarm Payrolls (NFP) serta sentimen safe-haven dari ketegangan perdagangan berpotensi membatasi pelemahan lebih lanjut harga emas.

Menurut data resmi Bureau of Labor Statistics (BLS), ekonomi AS hanya menambahkan 73.000 pekerjaan pada Juli 2025, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 110.000.

Selain itu, angka bulan Juni direvisi tajam dari 147.000 menjadi hanya 14.000. Tingkat pengangguran AS pun meningkat ke 4,2 persen dari 4,1 persen.

“Angka payrolls muncul di bawah ekspektasi, tetapi sedikit lebih tinggi dari yang dicetak pasar. Jadi, ini memberikan probabilitas yang lebih baik bahwa Federal Reserve akan memotong suku bunga di kemudian hari tahun ini,” ungkap Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities dikutip Senin, 4 Agustus 2025.

Di sisi lain, pengumuman tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump pada Jumat lalu turut memicu kekhawatiran investor.

Pemerintah AS memberlakukan tarif minimum global sebesar 10 persen, menaikkan tarif terhadap barang dari Kanada menjadi 35 persen, serta mengenakan tarif 39 persen terhadap Swiss.

Trump juga memberikan penangguhan selama 90 hari kepada Meksiko, sembari menegosiasikan kesepakatan perdagangan yang lebih komprehensif.

Ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan ini membuat pelaku pasar kembali melirik aset safe haven seperti emas, meski tekanan dari penguatan USD tetap membatasi penguatan harga logam mulia.

(*)

Exit mobile version