Harga Emas Melesat Usai The Fed Turunkan Suku Bunga, Pasar Bidik Level $3.700

Harga emas dunia kembali menunjukkan tren penguatan pada awal pekan ini, Senin, 22 September 2025, seiring dukungan dari kebijakan moneter Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan geopolitik global./Foto: landbank.co.id.

Jakarta, landbank.co.id – Harga emas dunia kembali menunjukkan tren penguatan pada awal pekan ini, Senin, 22 September 2025, seiring dukungan dari kebijakan moneter Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan geopolitik global.

Logam mulia XAU/USD kini diperdagangkan stabil di kisaran $3.685 per troy ounce, setelah menguat 0,69 persen pada perdagangan Jumat,

Bacaan Lainnya

Penguatan ini terjadi meskipun Dolar AS juga menguat di sejumlah pasar. Aksi beli investor mulai terlihat saat harga menyentuh titik terendah mingguan di sekitar $3.630, sebelum akhirnya naik dan mencapai $3.670 pada sesi perdagangan Amerika Utara.

Pendorong utama kenaikan harga emas kali ini adalah keputusan Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam pertemuan September.

Ini merupakan pemangkasan pertama sepanjang tahun 2025, sebagai respons terhadap melemahnya pasar tenaga kerja AS dan meningkatnya risiko ekonomi, meski inflasi masih tergolong tinggi.

“Kebijakan moneter yang lebih longgar menurunkan biaya peluang memegang emas. Ini membuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai meningkat,” ujar Andy Nugraha, analis dari PT Dupoin Futures Indonesia dalam keterangan resminya yang diterima landbank.co.id Senin, 22 September 2025.

Namun, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell bahwa pemangkasan ini adalah bagian dari “manajemen risiko” dan dilakukan secara bertahap memberi sinyal bahwa siklus pelonggaran tidak akan berlangsung agresif. Hal ini bisa menjadi penahan laju reli emas jika Dolar AS kembali menguat.

Dari sisi teknikal, tren naik harga emas masih cukup kuat. Formasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa momentum bullish belum luntur.

“Jika tekanan beli meningkat, emas berpotensi menembus level psikologis $3.700. Tapi jika gagal, support kuat berada di area $3.637,” jelas Andy.

Sementara itu, Indeks Dolar (DXY) naik 0,26% ke 97,61, dan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga mencatat kenaikan. Meskipun ini memberi tekanan jangka pendek pada harga emas, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan pada pertemuan The Fed bulan Oktober—dengan probabilitas 91%—masih menjaga sentimen positif.

Situasi geopolitik turut memperkuat permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Serangan Rusia ke Ukraina yang dilaporkan CNN, serta eskalasi konflik di Timur Tengah, membuat investor mencari perlindungan dari risiko global.

Kondisi global yang penuh ketidakpastian membuat emas tetap menjadi pilihan utama investor, di tengah fluktuasi pasar dan proyeksi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.

Dengan kombinasi antara dukungan teknikal, kebijakan The Fed yang akomodatif, dan ketegangan geopolitik, prospek emas masih mengarah ke penguatan. Target harga $3.700 menjadi fokus pasar dalam jangka pendek, meskipun koreksi teknikal tetap perlu diwaspadai.

(*)

Pos terkait