Penurunan imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun ke level 4,45 persen turut memperkuat daya tarik emas, karena semakin menurunkan biaya peluang memegang aset tanpa kupon.
Probabilitas pasar uang menunjukkan 95 persen kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Juli mendatang, dengan hanya 5 persen peluang pemangkasan 25 basis poin.
Investor memproyeksikan total pemangkasan suku bunga tidak akan melebihi 50 basis poin hingga akhir tahun.
Menurut Andy Nugraha, ekspektasi kehati-hatian The Fed akan menjadi salah satu pilar yang menopang harga emas jangka menengah.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah Usai Trump Mengumumkan Tarif Impor
Di luar ranah moneter, kebijakan perdagangan Trump kembali mencuri perhatian. Presiden AS mengumumkan kesepakatan tarif baru dengan India menetapkan bea masuk 19 persen bagi impor India, sementara barang-barang Amerika diperdagangkan bebas tarif serta rencana surat tarif kepada Jepang. Ketidakpastian dalam negosiasi dagang ini membuat emas kembali dilirik sebagai aset perlindungan nilai.
Secara keseluruhan, kombinasi antara gejolak politik AS, sinyal teknikal yang mendukung, dan dinamika inflasi serta kebijakan suku bunga The Fed menegaskan momentum bullish pada XAU/USD. Dengan rentang pergerakan kunci di antara US$3.322 untuk support dan US$3.355 untuk resistance, para pelaku pasar diimbau untuk memantau perkembangan komentar pejabat The Fed dan data inflasi AS guna menyusun strategi trading yang tepat.
(*)