Jakarta, landbank.co.id – Harga emas dunia kembali melanjutkan pelemahannya pada perdagangan Selasa (4/11/2025) waktu Asia.
Tekanan terhadap logam mulia tersebut terjadi seiring sikap hati-hati para pejabat Federal Reserve (The Fed) yang belum memberikan sinyal pasti mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember mendatang.
Mengutip data perdagangan emas dunia (XAU/USD), harga emas di pasar spot turun mendekati US$3.976 per troy ounce, setelah bergerak fluktuatif pada sesi perdagangan sebelumnya.
Pelemahan ini juga dipicu oleh penguatan indeks dolar AS yang saat ini berada di level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, membuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) menurun.
Penurunan harga emas terjadi setelah tiga pejabat The Fed — Lisa Cook, Mary Daly, dan Austan Goolsbee — menyampaikan pandangan yang cenderung berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan moneter.
Dalam pernyataannya, Lisa Cook menegaskan bahwa risiko pelemahan pasar tenaga kerja kini lebih besar dibandingkan risiko kenaikan inflasi, namun belum secara eksplisit mendukung adanya pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember.
Sikap tersebut membuat pasar menilai bahwa The Fed masih akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama untuk memastikan stabilitas inflasi, sehingga menekan harga emas yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga.
Sebelumnya, pada Oktober 2025, harga emas dunia sempat menembus rekor tertinggi di atas US$4.300 per troy ounce, didorong oleh ekspektasi kuat terhadap pelonggaran kebijakan moneter AS dan meningkatnya permintaan aset aman di tengah ketidakpastian geopolitik global.
Meski meredanya ketegangan geopolitik dan pernyataan hati-hati The Fed, kini investor berhati-hati dan beralih ke aset berisiko seperti saham, sehingga menekan harga emas dalam dua pekan terakhir.
(*)





