Jakarta, landbank.co.id– Harga emas (XAU/USD) mencatat penguatan selama dua hari berturut-turut hingga Selasa, didorong oleh pelemahan Dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Dalam analisis terbaru dari Andy Nugraha, analis Dupoin Futures Indonesia, dijelaskan bahwa lonjakan harga emas ini mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap aset-aset safe haven, terutama di tengah ketegangan geopolitik serta ketidakpastian arah kebijakan moneter dari Federal Reserve.
Saat laporan ini disusun pada Rabu, 23 Juli 2025, harga emas diperdagangkan di area US$3.427, setelah sebelumnya sempat menyentuh titik terendah harian di US$3.383 sebelum akhirnya berbalik naik.
Dari sisi teknikal, analisis candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren naik (bullish) pada XAU/USD masih terjaga dengan kuat.
Baca juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, 21 Juli 2025: UBS dan Galeri24 Stabil, Cek Daftar Lengkapnya
Pola pergerakan harga yang konsisten membentuk higher high dan higher low mengindikasikan potensi kelanjutan tren positif. Bila tekanan beli tetap dominan, emas berpeluang menguji level resistance terdekat di $3.436. Namun, bila terjadi koreksi harga, kemungkinan besar emas akan mengarah ke support di kisaran $3.406, sebelum kembali bergerak dalam fase konsolidasi jangka pendek.
Dukungan fundamental juga memperkuat optimisme terhadap harga emas.
Ketidakpastian seputar negosiasi dagang antara Uni Eropa dan Amerika Serikat yang mendekati batas akhir pembicaraan telah meningkatkan keresahan pelaku pasar global.
Dalam situasi penuh risiko ini, investor cenderung memilih emas sebagai alat perlindungan terhadap gejolak ekonomi dan politik.
Di sisi lain, kondisi internal di Amerika Serikat pun turut menambah ketidakpastian. Fokus pasar kini juga tertuju pada independensi Federal Reserve.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyerukan evaluasi terhadap fungsi non-moneter The Fed, termasuk meningkatnya biaya operasional dan potensi penyimpangan dari mandat awal bank sentral tersebut.
Baca juga: Harga Emas dalam Tren Bullish Menuju US$3.364
Kekhawatiran itu diperkuat dengan pernyataan kontroversial dari Presiden Donald Trump, yang kembali melontarkan kritik keras terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell, dan menyiratkan kemungkinan adanya pergantian kepemimpinan.