Hampir 50% Perusahaan Indonesia Terapkan AI untuk Efisiensi Energi dan Operasional

Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin banyak dimanfaatkan untuk mendukung efisiensi energi. Survei Schneider Electric mencatat 37% perusahaan di Indonesia sudah menerapkan AI dalam upaya mencapai target keberlanjutan./Foto: Istockphoto.

Jakarta, landbank.co.id – Minat perusahaan Indonesia terhadap program keberlanjutan terus meningkat. Survei Schneider Electric mengungkap 40% perusahaan siap berinvestasi hingga US$1 juta untuk mendorong transformasi bisnis berkelanjutan.

Martin Setiawan, President Director Schneider Electric Indonesia & Timor Leste mengungkapkan, para pemimpin perusahaan di Indonesia kini semakin menempatkan keberlanjutan sebagai strategi inti untuk meningkatkan daya saing, mengendalikan biaya operasional, serta menjaga ketahanan bisnis di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik.

Bacaan Lainnya

“Perusahaan di Indonesia menjadikan keberlanjutan sebagai langkah strategis untuk terus bertumbuh di tengah situasi bisnis yang penuh dinamika,” ujar Martin dalam keterangan resminya yang diterim landbank.co.id Rabu, 13 Desember 2025.

Ia menuturkan, sebanyak 32% CEO Indonesia telah menerapkan agenda keberlanjutan untuk memperkuat stabilitas perusahaan menghadapi disrupsi, meningkat signifikan dibanding 23% pada tahun 2023.

Selain itu tambah Martin, 43% CEO menilai keberlanjutan meningkatkan citra dan reputasi perusahaan, dan 49% memprioritaskannya untuk mendorong efisiensi biaya.

“Sementara 51% CEO menilai keberlanjutan membuka peluang bisnis baru, angka yang relatif stabil dari tahun sebelumnya,” tuturnya.

Martin juga menjelaskan, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) menjadi faktor penting dalam percepatan agenda keberlanjutan.

Hampir separuh perusahaan di Indonesia telah menggunakan solusi berbasis AI untuk mendukung pengurangan risiko finansial dan efisiensi energi.

  • 37% perusahaan memanfaatkan AI untuk optimasi proses dan sumber daya
  • 49% untuk otomasi pengumpulan dan pelaporan data
  • 43% untuk optimasi konsumsi energi
  • 47% untuk pengembangan dan desain produk

Penerapan AI untuk efisiensi energi menjadi jawaban atas risiko fluktuasi harga energi, yang masih dianggap sebagai ancaman utama oleh 45% perusahaan sejak 2023.

“Pelaku bisnis bergerak lebih awal memanfaatkan digitalisasi dan AI untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko, dan menciptakan nilai jangka panjang,” terangnya.

Pos terkait