Jakarta, landbank.co.id– Belakangan ini pola belanja masyarakat mengalami pergeseran sehingga sebagian transaksi memanfaatkan ranah belanja daring alias ecommerce.
Menurut Willson Kalip, country head Knight Frank Indonesia, melihat pergeseran pola belanja itu ruang ritel saat ini menjadi multifungsi, tidak hanya sebagai tempat belanja, tetapi menjadi ruang hidup untuk berinteraksi, edukasi, sosialisasi, bermain, berolahraga, dan sebagainya.
“Pola konsumsi konsumen saat ini cukup menantang, sehingga pengelola ritel perlu terus melakukan inovasi, seperti mengadopsi desain ruang olah raga untuk mengakomodasi gaya hidup sehat, seperti inovasi ruang untuk padel tennis, pickleball, dan sebagainya,” kata Willson dikutip Senin, 15 September 2025.
Syarifah Syaukat, senior research advisor Knight Frank Indonesia, menambahkan, saat ini, indikasi pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah menunjukan kunjungan ke ruang ritel dilakukan hanya untuk makan minum, sosialisasi, dan mendapatkan suasana baru.
“Namun, transaksi diprediksi melemah, hal ini ditandai dengan keluarnya tenant dari beberapa sektor, seperti fashion, lifestyle, dan home appliance,” papar dia.
Sementara itu, gerai makan minum terus tumbuh dengan tangguh, hal ini terbukti di awal tahun ini setidak ada beberapa brand food and beverage (F&B) ritel yang melakukan ekspansi, di antaranya Chagee, 88 Seoul, dan _ 4Fingers Crispy Chicken.
Baca juga: Pengembang Masih Menimbang-nimbang Bangun Mal Baru
Performa ritel memang beragam, tergantung segmentasi pasar yang dimiliki oleh masing-masing ritel.
Misalnya, dengan performanya yang kokoh, ritel premium saat ini mendapatkan ekspansi dari gerai sektor Fashion, FnB, dan lifestyle.
Refleksi menggambarkan bahwa sebagian besar pengunjung pada ritel ini umumnya adalah pengunjung yang benar akan berbelanja.
Sementara itu, ritel kelas menengah ke bawah saat ini masih terus berusaha bertahan, selain dengan menerapkan omni channel marketing, juga memanfaatkan ruang terbukanya untuk pameran, event, ataupun kegiatan hobi yang dapat meningkatkan kunjungan.
Sejatinya, indikator baiknya performa ritel, bukan sekadar tingginya traffic kunjungan, namun ketika keramaian berubah jadi transaksi nyata, maka kondisi ini akan mengindikasikan keberlanjutan dinamika bertumbuhnya ruang ritel.
Di sisi lain, aksi demonstrasi belakangan ini, memberikan dampak langsung sementara pada operasional dan kunjungan ritel yang berlokasi di wilayah-wilayah pusat aksi.
Baca juga: Terungkap Alasan Rendahnya Pasokan Mal Baru di Jakarta
Ke depan, Pemerintah diharapkan dapat memulihkan rasa keamanan dan kepercayaan masyarakat agar situasi kembali normal.