Jakarta, landbank.co.id – Glasstech Asia & Fenestration Asia (GAFA) 2025, pameran kaca terbesar di Tanah Air, akan kembali digelar pada 6–9 November 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang.
Ajang internasional ini menjadi wadah penting bagi lebih dari 250 peserta pameran dan 5.000 profesional dari berbagai sektor — mulai dari industri kaca, konstruksi, manufaktur, hingga arsitektur bangunan pintar.
Diselenggarakan oleh Messe Muenchen International (MMI) Asia bekerja sama dengan PT Debindo Global Expo, GAFA 2025 hadir sebagai platform strategis yang menghubungkan pelaku industri global dengan pasar Indonesia yang tengah tumbuh pesat.
“Kami sangat antusias membawa GAFA kembali ke Indonesia setelah enam tahun. Ini adalah pasar yang berkembang cepat, dan tahun ini kami menyoroti tren green architecture serta material pintar,” ujar Annie Suwapit, Exhibition Lead, Glasstech & Fenestration, BAU Asia, dalam keterangan resminya, Rabu (22/10/2025).
Annie menyampaikan, dalam GAFA 2025 nantinya akan menampilkan beragam teknologi dan inovasi terbaru di bidang kaca dan fasad, mulai dari material hemat energi, sistem bangunan cerdas, hingga desain berkelanjutan untuk proyek konstruksi modern.
“Ajang in menjadi pusat pertukaran pengetahuan dan teknologi bagi profesional dan pelaku bisnis yang bergerak di sektor properti dan infrastruktur hijau,” tuturnya.
Menurut Annie, pertumbuhan industri kaca di Indonesia sejalan dengan meningkatnya pembangunan gedung berkonsep smart building dan green architecture, yang kini menjadi standar baru dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Dukungan terhadap penyelenggaraan GAFA 2025 juga datang dari berbagai asosiasi industri nasional.
Perwakilan dari Perkumpulan Ahli Fasad Indonesia (PERAFI) menyampaikan, ajang ini diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan keahlian dan adopsi teknologi bangunan pintar (smart building) di Indonesia.
“Kami ingin menjadikan GAFA sebagai wadah pengembangan keahlian dan adopsi teknologi smart building di Indonesia,” ujar perwakilan PERAFI.
Sementara itu, Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) menilai posisi Indonesia sangat strategis sebagai pusat industri kaca di kawasan Asia Tenggara.
“Melalui GAFA 2025, kami menargetkan peningkatan daya saing nasional lewat penguatan jaringan industri, peningkatan kualitas produk, serta sinergi kebijakan antar-stakeholder,” jelas AKLP dalam pernyataannya.





