Bulan puasa Ramadan pada Maret semakin mengurangi aktivitas domestik, yang secara signifikan memengaruhi pendapatan hotel.
“Hotel-hotel di Bali menghadapi persaingan tidak hanya dari hotel dan vila lain, tetapi juga dari vila independen yang tidak terdaftar,” dilansir riset Colliers Indonesia.
Vila-vila ini, jelas riset itu, menawarkan tarif yang lebih rendah, yang menarik tamu yang menginap lama dan mengurangi tingkat hunian hotel.
“Menurunkan tarif yang dipublikasikan dapat membatasi kemampuan pelaku bisnis perhotelan untuk menyesuaikan harga pada masa mendatang,” kta Colliers Indonesia.
Baca juga: Bali Jadi Incaran Pengembang Properti
Pemerintah daerah setempat berupaya mengatur vila-vila ini untuk menciptakan persaingan yang lebih sehat.
Kinerja perhotelan di Bali diharapkan membaik pada kuartal kedua 2025, dimulai sejak libur Idul Fitri.
“Namun, langkah-langkah efisiensi dan daya beli yang menurun harus diperhatikan,” papar Colliers Indonesia.
Tiket pesawat domestik, yang seringkali lebih mahal daripada tiket internasional, dapat menghalangi wisatawan domestik untuk berlibur.
(*)