Site icon Landbank.co.id

Emas XAU/USD Tembus US$4.159, Melonjak di Tengah Ancaman Perang Dagang

Harga emas dunia (XAU/USD) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah perdagangan./Foto: Istockphoto.

Jakarta, landbank.co.id – Harga emas dunia (XAU/USD) mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada sesi perdagangan Asia, Selasa, 14 Oktober 2025.

Berdasarkan data perdagangan yang dipantau landbank.co.id pada pukul 10.30 WIB, harga emas spot naik signifikan sebesar 1,8 persen ke level US$4.159 per troy ounce, dibandingkan posisi penutupan Senin (13/10) di US$4.111.

Reli harga emas ini memperpanjang tren bullish yang telah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir, didorong oleh lonjakan permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global.

Kenaikan harga emas tak lepas dari ketegangan baru dalam hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump pada Senin malam waktu setempat mengumumkan kebijakan perdagangan baru berupa tarif 100 persen untuk seluruh produk impor dari Tiongkok serta kontrol ekspor ketat terhadap perangkat lunak strategis buatan AS. Kebijakan ini dijadwalkan berlaku mulai 1 November 2025.

Meski Trump sempat melunak pada hari Minggu dengan pernyataan bahwa “semuanya akan baik-baik saja” dan AS tidak berniat menyakiti Tiongkok, pasar tetap merespons dengan kekhawatiran mendalam.

Selain isu perdagangan, sentimen terhadap kebijakan moneter turut berkontribusi pada lonjakan harga emas.

Sejumlah data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan, yang memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan mengambil langkah dovish dalam waktu dekat.

“Pasar mulai memperhitungkan kemungkinan langkah pelonggaran moneter dari The Fed. Ini membuat emas semakin menarik sebagai lindung nilai terhadap potensi resesi,” ujar Andy Nugraha, analis dari Dupoin Futures Indonesia, dalam keterangan resmi kepada landbank.co.id, Selasa (14/10).

Sebagai catatan, pidato Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan berlangsung pada Rabu dini hari nanti WIB, dan akan menjadi fokus utama pelaku pasar untuk membaca arah kebijakan suku bunga selanjutnya.

Di luar faktor ekonomi, ketidakpastian geopolitik turut mendorong harga emas ke level tertinggi. Konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah dan Eropa Timur menambah kekhawatiran global terhadap stabilitas politik dan ekonomi.

“Emas masih menjadi pilihan utama ketika ketegangan geopolitik meningkat. Investor cenderung mencari perlindungan dari potensi risiko pasar,” tambah Andy.

Prospek Harga Emas ke Depan

Dengan latar belakang konflik geopolitik yang belum mereda, kekhawatiran perang dagang, dan potensi pelonggaran kebijakan moneter AS, harga emas diperkirakan masih memiliki ruang untuk melanjutkan reli dalam jangka pendek.

Investor global akan mencermati pernyataan Jerome Powell dan data ekonomi AS berikutnya sebagai penentu arah pasar emas selanjutnya.

(*)

Exit mobile version