Emas Tergelincir, Pasar Menanti Sinyal Kebijakan The Fed Pekan Ini

Harga emas dunia (XAU/USD) kembali mengalami pelemahan dalam perdagangan Rabu, 29 Oktober 2025./Foto: Istock.

Jakarta, landbank.co.id – Harga emas dunia kembali melemah pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta), menyentuh posisi terendah dalam tiga pekan terakhir.

Penurunan ini terjadi seiring memudarnya optimisme terhadap kemajuan perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, yang membuat daya tarik emas sebagai aset safe haven menurun.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan pantauan landbank.co.id, Rabu (29/10/2025), harga emas di pasar spot saat ini berada di level USD 3.952,87 per ons, setelah sempat menyentuh titik terendah sejak 6 Oktober 2025.

Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff menilai, pelemahan harga emas ini dipicu oleh meningkatnya selera risiko pasar akibat sinyal positif dari sektor manufaktur global serta harapan kesepakatan dagang baru antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. Namun, ketidakpastian masih membayangi karena belum ada kepastian konkret dari hasil pembicaraan.

Sementara itu, fokus utama investor kini tertuju pada keputusan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan diumumkan pekan ini. Keputusan tersebut diperkirakan akan menjadi penentu arah pergerakan harga emas ke depan.

“Pelaku pasar cenderung menahan diri menjelang hasil rapat The Fed. Jika The Fed mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, tekanan pada harga emas bisa berlanjut,” ujarnya dikutip dari laman kitconews.com Rabu, 29 Oktober 2025.

Kenaikan suku bunga umumnya membuat dolar AS menguat dan mengurangi daya tarik emas karena logam mulia tersebut tidak memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, jika The Fed memberi sinyal pelonggaran kebijakan moneter, harga emas berpotensi kembali menguat.

Sepanjang Oktober 2025, harga emas masih mencatat volatilitas tinggi akibat ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global. Para analis memperkirakan pergerakan harga emas akan tetap fluktuatif hingga akhir tahun, seiring perkembangan kebijakan moneter dan dinamika perdagangan global.

(*)

Pos terkait