Jakarta, landbank.co.id– Layanan platform digital ecommerceloka dinilai ikut mendongkrak tingkat hunian (okupansi) hotel Starloka Saba Bali.
Kini, setelah mendapat sentuhan teknologi digital, okupansi hotel yang terletak di Gianyar, Bali tersebut menyentuh angka 80 persen.
Menurut pemilik Starloka, Ida Bagus Narendra, perubahan signifikan berawal dari kesadaran bahwa kehadiran digital sangat menentukan performa bisnis di era saat ini.
“Kami menyadari tidak cukup hanya menunggu tamu datang, tapi mengelola banyak platform dan review mandiri juga sangat menyita waktu. Di sinilah peran ecommerceloka dalam membantu operasional di Starloka melalui proses digital secara terpusat dan efisien,” kata dia dikutip Selasa, 15 Juli 2025.
Kolaborasi tersebut memungkinkan Starloka untuk hadir di berbagai platform pemesanan daring Online Travel Agent (OTA).
Selain dari sisi visibilitas, Ida Bagus juga merasa terbantu dengan adanya manajemen reputasi dan strategi pricing yang tepat sasaran melalui dashboard performa yang bisa diakses secara real-time.
Baca juga: Pesta Kesenian Bali Ikut Kerek Okupansi Hotel
Dia kemudian turut menggarisbawahi pentingnya arus kas yang lebih cepat dan transparan.
“Salah satu keuntungan paling terasa adalah pembayaran dari OTA langsung masuk ke rekening kami tanpa perantara dan semua laporan bisa dicek di dashboard, sehingga mudah untuk memantau kondisi bisnis setiap hari,” tutur dia.
Menurut Chief Executive Officer (CEO) dan Co-Founder ecommerceloka Nico S Wiratama, peningkatan bisnis Starloka menjadi contoh nyata bahwa digitalisasi menjadi solusi pemerataan potensi pariwisata, bahkan di area yang selama ini tidak masuk radar utama wisatawan.
“Gianyar mungkin bukan destinasi yang ramai seperti Canggu atau Uluwatu, tapi dengan strategi yang tepat, properti di wilayah seperti ini bisa menarik traffic online, tampil profesional, dan bersaing secara sehat. Kami bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan transformasi digital Starloka,” kata Nico.
Seperti diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sepanjang 2024 mencapai 6,3 juta orang atau meningkat 20,1 persen dibanding 2023, dengan sebagian besar masih terpusat di wilayah selatan. Namun, perubahan pola perjalanan menunjukkan bahwa wisatawan kini semakin mencari pengalaman yang lebih tenang, otentik, dan jauh dari keramaian.
“Tren ini membuka peluang besar bagi daerah seperti Gianyar dan daerah penyangga pariwisata di Bali lainnya untuk tampil ke permukaan. Di sinilah teknologi berperan sebagai jembatan sehingga memungkinkan properti-properti lokal untuk tetap bersaing, tampil setara, dan meningkatkan visibilitas sehingga mudah ditemukan oleh pasar global,” ujar Nico.
Baca juga: Tujuh Hotel Baru akan Merangsek Pasar Bali
Ecommerceloka adalah perusahaan teknologi pariwisata yang berbasis di Bali, didirikan pada tahun 2019 dengan fokus pada digitalisasi industri perhotelan dan akomodasi.
Perusahaan ini menyediakan solusi end-to-end untuk membantu hotel, vila, dan guesthouse dalam meningkatkan visibilitas online, mengoptimalkan strategi OTA, serta memaksimalkan pendapatan melalui sistem reservasi terintegrasi dan pemantauan performa bisnis secara real-time.
Okupansi Bali
Sementara itu, Pada 2024, mengutip data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (BPS Bali), tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Bali menyentuh angka 62,36 persen.
Baca juga: Okupansi Hotel di Badung Bali Sentuh 80 Persen
TPK tersebut meningkat bila disandingkan dengan torehan tahun 2023 yang masih di level 52,88 persen.
Tahun 2024, Bali memiliki 593 hotel berbintang. Porsi bintang tiga mendominasi, yakni sebanyak 182 hotel atau sekitar 31 persen dari total hotel yang ada tahun itu.
Dari sisi kamar, pada 2024, Bali memilik 61.094 kamar hotel berbintang. Jumlah kamar terbanyak ada di bintang empat, yaitu 21.543 kamar atau sekitar 35 persen dari total kamar.
(*)