Jakarta, landbank.co.id – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerja sama Wise Steps Foundation dan Konsorsium Lombok Eco Kriya menggelar pelatihan pariwisata berkelanjutan bertajuk “Menggali Peluang Bisnis Berbasis Pariwisata Sirkular”.
Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat untuk mengembangkan bisnis hijau berbasis ekonomi sirkular di sektor pariwisata.
Pelatihan berlangsung pada 6–7 Agustus 2025 di Lombok Tengah dan diikuti 100 peserta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk pemerintah desa, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dan organisasi perempuan di kawasan Mandalika.
Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kemenpar, Ika Kusuma Permana Sari, menyatakan pelatihan ini adalah wujud nyata komitmen pemerintah untuk mendorong transformasi pariwisata menuju keberlanjutan.
“Ekonomi sirkular bukan hanya solusi persoalan sampah, tetapi juga pembuka peluang baru bagi masyarakat agar berdaya secara ekonomi,” ujar Ika, dalam keterangan resminya dikutip Jumat (8/8/2025).
Pelatihan menggabungkan sesi interaktif, studi kasus, dan lokakarya praktis yang membahas konsep ekonomi sirkular serta potensi bisnisnya.
Peserta belajar dari dua pelaku usaha lokal yang sukses, Ninē-ninē Studio dan Bank Sampah Bintang Sejahtera, yang memanfaatkan daur ulang sebagai basis pemberdayaan masyarakat.
Direktur Eksekutif Wise Steps Foundation, Ayu Masita, menekankan pentingnya pemberdayaan komunitas sejak akar rumput.
“Kami berharap generasi muda Lombok dapat menjadi pelaku aktif dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi inklusif,” ujarnya.
Selain materi pelatihan, peserta menerima panduan pemilahan sampah, kantong sampah, dan contoh produk daur ulang dari Lombok Eco Kriya untuk mendorong aksi nyata setelah pelatihan.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menegaskan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari agenda jangka panjang Kemenpar untuk mengintegrasikan ekonomi sirkular dalam pengembangan desa wisata.
Produk-produk hasil inovasi bisnis sirkular nantinya akan dikolaborasikan dengan Koperasi Merah Putih, yang merupakan salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Koperasi Merah Putih diharapkan menjadi wadah untuk memperkuat tata kelola desa, pemerataan ekonomi, dan pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi lokal, pelestarian budaya dan lingkungan, penciptaan lapangan kerja, serta promosi wisata berbasis komunitas.
Menurut Menpar Widiyanti, kolaborasi ini akan memperkuat kelembagaan desa, menghubungkan Pokdarwis dengan koperasi, dan membuka akses pembiayaan serta pasar bagi pelaku wisata lokal.
“Kolaborasi ini membuka ruang integrasi ekosistem pariwisata lokal di mana petani, pengrajin, penyedia akomodasi, kuliner, dan pemandu wisata saling mendukung dalam satu sistem ekonomi yang sehat dan adil,” tegasnya.
(*)