Fundamental: Pasar Tenaga Kerja AS Kehilangan Momentum
Dari sisi fundamental, laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) terbaru menunjukkan perlambatan tenaga kerja. Lowongan kerja naik tipis ke 7,23 juta pada Agustus, tetapi tingkat perekrutan turun ke 3,2%, terendah sejak pertengahan 2024.
Meski angka PHK masih rendah, tren ini menguatkan ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga lebih lanjut untuk menopang tenaga kerja. Data CME FedWatch Tool bahkan mencatat hampir 97% peluang pemangkasan suku bunga pada Oktober, dan 76% peluang tambahan pada Desember.
Ekspektasi pelonggaran moneter inilah yang menekan Dolar AS, sekaligus membuat emas lebih menarik di mata investor global, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil tetap.
Ketidakpastian juga datang dari kebuntuan politik di Washington. Konflik antara Partai Republik dan Demokrat dalam pembahasan anggaran meningkatkan risiko shutdown pemerintah federal.
Jika shutdown benar terjadi, publikasi data ekonomi utama seperti Nonfarm Payrolls (NFP) berpotensi ditangguhkan. Kondisi ini akan meningkatkan ketidakpastian pasar sekaligus memperbesar peran emas sebagai aset lindung nilai (safe haven).
Di sisi pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun bertahan di kisaran 4,146%, dengan imbal hasil riil berada di 1,796%. Meski stabil, faktor geopolitik dan kebijakan fiskal membuat emas tetap unggul sebagai pilihan investasi defensif.
(*)