Jakarta, landbank.co.id– Segmen industri menjadi kontributor utama PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) sepanjang semester pertama 2025.
Di segmen industri, pelaku usaha pusat data (data center) menjadi pelanggan utama lahan industri PT Puradelta Lestari Tbk.
PT Puradelta Lestari Tbk yang mengusung kode saham DMAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalokasikan sekitar 300 hektare (ha) untuk melayani permintaan lahan data center.
Melihat porsinya, praktis segmen industri memberi andil besar dalam upaya DMAS mencetak pertumbuhan pendapatan usaha.
Pengembang kawasan industri terpadu modern Kota Deltamas, Cikarang, Jawa Barat itu pada semester pertama 2025 membungkus pendapatan usaha sebesar Rp613,4 miliar.
“Segmen industri masih menyumbang kontribusi utama yaitu Rp553,5 miliar atau sekitar 90 persen dari total pendapatan usaha di paruh pertama tahun 2025,” ujar Tondy Suwanto, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Perseroan dalam keterangan tertulis dikutip Rabu, 30 Juli 2025.
Baca juga: Kota Deltamas Alokasikan 300 Hektare untuk Kawasan Data Center Park
Selain itu, jelas dia, segmen hunian berkontribusi sebesar Rp26,3 miliar dan dari segmen komersial menyumbang sebesar Rp17,4 miliar.
Sedangkan segmen sewa dan segmen hotel, masing-masing menyumbang sebesar Rp8,3 miliar dan Rp7,9 miliar.
“Sektor data center masih menjadi pelanggan utama yang berkontribusi terhadap penjualan lahan industri yang dicatatkan sebagai pendapatan Perseroan pada paruh pertama tahun 2025,” kata Tondy Suwanto.
Marjin Laba Bersih
Sementara itu, Perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp429,6 miliar pada paruh pertama tahun 2025.
Baca juga: DMAS Pecahkan Rekor Dividen Empat Tahun Terakhir
“Marjin laba kotor pada paruh pertama tahun 2025 tercatat sekitar 70,1 persen,” ujar Tondy Suwanto.
Selain itu, laba usaha Perseroan juga dibukukan sebesar Rp328,0 miliar di paruh pertama tahun 2025, dengan marjin laba usaha di paruh pertama tahun ini tercatat sebesar 53,5 persen.
Pada paruh pertama tahun 2025, Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp433,0 miliar. Sementara itu, marjin laba bersih tercatat sebesar 70,6 persen.
Dari sisi fundamental, jumlah aset Perseroan per 30 Juni 2025 tercatat Rp6,7 triliun dengan posisi kas dan setara kas Perseroan per 30 Juni 2025 adalah sebesar Rp594,4 miliar.
Adapun, jumlah liabilitas Perseroan per 30 Juni 2025 tercatat Rp409,0 miliar. Jumlah ekuitas (bersih) per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp6,2 triliun.
Dengan posisi fundamental yang sehat, Perseroan terus berupaya untuk melakukan pengembangan untuk mewujudkan Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern di timur Jakarta dengan memadukan kawasan industri, komersial, dan hunian.
Konsep Kawasan Industri
Mengutip Annual Report Perseroan 2024, Kota Deltamas menawarkan dua konsep pengembangan kawasan industri.
Baca juga: Permintaan Lahan untuk Data Center, Puradelta: Masih Tinggi
Konsep pengembangan yang pertama, Greenland Batavia, menempati lahan area industri seluas sekitar 100 hektare yang dirancang khusus untuk industri ringan dan seluruhnya telah ditempati.
Greenland International Industrial Center (GIIC), konsep pengembangan area industri yang kedua, menempati lahan seluas sekitar 2.200 hektare dan dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur kelas dunia.
Di dalam GIIC terdapat kawasan Data Center dengan lahan sekitar 300 hektare.
Zona industri khusus data center ini sudah dilengkapi dengan sejumlah infrastruktur berteknologi tinggi, seperti jaringan serat optik (fiber optic), dan pasokan listrik dengan layanan premium berkapasitas 993 mega volt ampere (MVA) dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Terdapat juga fasilitas sentra keamanan dan komando yang telah disempurnakan dengan praktik keamanan modern.
Selain itu, didukung dengan sistem pengolahan air bersih dan pengolahan limbah cair yang dikelola secara mandiri.
Baca juga: Sejumlah Investor Incar Lahan di Kota Deltamas
Hingga akhir tahun 2024, penggunaan lahan industri untuk bisnis data center sudah mencapai lebih dari 75 persen dan 15 tenant pusat data, telah bergabung baik berskala lokal maupun internasional antara lain PT Telkom Indonesia Tbk, serta Pusat Data Nasional milik Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Selain itu, terdapat sejumlah perusahaan data center tier 4 bertaraf internasional yang berasal dari Singapura, Malaysia, China, Korea, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.
Zona industri khusus data center ini telah menjadi kontributor utama prapenjualan Perseroan.
(*)