Site icon Landbank.co.id

Daftar 10 Besar Emiten Properti Berpendapatan Tinggi

Daftar 10 besar emiten properti peraih pendapatan tertinggi di dominasi oleh mereka yang mengembangkan proyek kota mandiri/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Daftar 10 besar emiten properti berpendapatan tinggi sepanjang Januari-September 2024 didominasi oleh para pengembang kota mandiri.

Sebut saja misalnya nama sang pemuncak daftar, yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Emiten properti ini punya flagship kota mandiri BSD City, Tangerang, Banten.

PT Bumi Serpong Damai Tbk bertengger di puncak daftar 10 emiten properti peraih pendapatan terbesar dengan membungkus Rp10,67 triliun. (lihat daftar lengkap di halaman 2)

Pendapatan BSDE per akhir September 2024 itu melejit 37,75 persen bila disandingkan dengan torehan pada periode sama 2023 yang masih di level Rp7,30 triliun.

“Dengan pencapaian yang solid tahun 2024 ini, kami optimistis untuk melanjutkan tren pertumbuhan positif ini di tahun-tahun mendatang. Fokus ke depan adalah memperkuat strategi pemasaran dan penjualan, serta mengeksplorasi peluang baru yang berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan BSDE,” papar Hermawan Wijaya, direktur BSDE dalam publikasinya,beberapa waktu lalu.

Boleh jadi peluang baru yang berpotensi itu antara lain adalah dari tiga proyek hasil akuisisi atas PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM).

BSDE mencaplok 91,99 persen saham SMDM pada 23 Oktober 2024. Dari hasil akuisisi itu BSDE praktis memiliki tambahan proyek seluas 1.850 hektare yang tersebar di kawasan Bekasi dan Bogor, Jawa Barat.

Proyek milik SMDM itu mencakup kawasan terpadu Rancamaya Golf Estate seluas 500 hektare dengan menghadirkan hunian premium, villa, hotel, dan lapangan golf.

Lalu, Royal Tajur di atas lahan seluas 88 hektare yang memiliki lokasi strategis dan berada di pusat Kota Bogor.

Terakhir, proyek Harvest City seluas 1.350 hektare yang berlokasi di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. Keduanya di Jawa Barat.

“Dengan adanya akuisisi ini, pengembangan proyek properti BSDE akan semakin luas di wilayah Jabodetabek, terutama di wilayah selatan dan timur Jakarta,” urai Deputy Group CEO Strategic Development and Assets Sinar Mas Land, Herry Hendarta dalam siaran pers dikutip Jumat, 20 Desember 2024.

Kembali ke daftar 10 peraih pendapatan terbesar. Di posisi kedua adalah PT Lippo Kawaraci Tbk (LPKR) dengan raihan Rp9,25 triliun.

Pengembang kota mandiri Lippo Karawaci di Tangerang ini harus puas mencatat penurunan pendapatan pada periode sembilan bulan 2024, mengingat periode sama 2023 masih di level Rp12,33 triliun.

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berkibar sepanjang Januari-September 2024. Pengembang kota mandiri Summarecon Bekasi ini menempati peringkat ketiga terbesar dengan mengantongi pendapatan Rp7,54 triliun.

Pendapatan SMRA itu melonjak sekitar 49 persen bila dibandingkan dengan periode sama 2023 yang masih diposisi Rp5,06 triliun.

SMRA merupakan salah satu emiten properti yang cukup kuat dalam mendulang pertumbuhan.

Per akhir September 2024, bukan hanya pendapatan yang melejit. Laba bersih pengembang kota mandiri Summarecon Bogor ini juga melambung.
Mengutip laporan keuangan perseroan, per akhir September 2024, laba bersih SMRA sekitar Rp933,70 miliar, padahal pada periode sama 2023 masih bertengger di level Rp653,02 miliar.

Lalu, peringkat keempat ditempati oleh PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang mengoleksi pendapatan Rp7,11 triliun.

Angka itu menanjak, maklum per akhir September 2023 masih di posisi Rp6,58 triliun.

CTRA punya enam strategi dalam mengerek pertumbuhan. Salah satunya adalah mempertahankan kecukupan lahan atau cadangan lahan (land bank).

Untuk ini, caranya adalah melalui replenishing di proyek-proyek existing maupun mencari lokasi baru yang strategis.

Daftar 10 besar emiten properti peraih pendapatan tinggi/foto: landbank.co.id

Hingga Juni 2024 cadangan lahan Perseroan terdiri atas land bank yang dimiliki langsung oleh Perseroan (directly owned) sekitar 2.000 hektare.

Lalu, land bank untuk pengembangan proyek kerjasama operasi (KSO) sekitar 4.250 ha, dimana land bank KSO ini tidak dimiliki Perseroan, melainkan oleh mitra KSO.

“Perseroan mempertahankan kecukupan land bank dengan cara membebaskan lahan seluas lahan yang terjual,” papar manajemen CTRA saat paparan publik, beberapa waktu lalu.

 

(*)

Exit mobile version